satuan viskositas

Ini Satuan Viskositas yang Perlu Anda Ketahui

Untuk memindahkan sirup menggunakan sendok, dibutuhkan kekuatan yang lebih besar daripada air karena sirup lebih sulit untuk mengalir di sekitar sendok. Fenomena inilah yang dinamakan viskositas. Sirup memiliki viskositas yang lebih tinggi daripada air. Viskositas tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk ukuran molekul, interaksi antar molekul dan suhu molekul. Viskositas dapat diukur dan memiliki satuan viskositas. Berikut ini adalah satuan viskositas yang perlu Anda ketahui.

Pengertian viskositas

Sebelum mengenal lebih lanjut mengenai satuan viskositas, ada baiknya apabila kita memahami apa itu viskositas secara teori. Viskositas adalah cara yang digunakan untuk mengukur daya tahan atau kekentalan terhadap suatu aliran cairan. Suatu jenis cairan dinyatakan memiliki viskositas yang rendah jika cairan tersebut mudah mengalir, sementara jika sulit mengalir, maka jenis cairan tersebut memiliki viskositas yang tinggi.

Berbicara mengenai kekentalan/viskositas, maka berkaitan dengan bagaimana sebuah aliran dapat terhambat untuk mengalir. Adanya hambatan yang dihasilkan dari gaya kohesi antara molekul zat cair dalam aliran tersebut kemudian menimbulkan gesekan antara dua bidang, Sementara pada gas, viskositas dihasilkan dari tabrakan antara molekul gas.

Baca Juga : Viskositas: Definisi dan Contohnya

Pengukuran viskositas dilakukan dengan cara mengukur laju cairan melalui tabung berbentuk silinder. Penentuan nilai viskositas zat cair dapat ditentukan dengan besaran yang disebut sebagai koefisien viskositas. Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah pascal sekon (Pa.s), atau dapat ditulis dalam Ns/m2. Sedangkan dalam sistem satuan CGS, satuan koefisien viskositas adalah poise (P). Selain itu, nilai viskositas nantinya bisa digunakan untuk menentukan kecepatan mengalirnya cairan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai viskositas

Viskositas dipengaruhi oleh koefisien kekentalan zat cair itu sendiri, massa jenis dari fluida tersebut, bentuk atau besar dari partikel fluida itu sendiri. Cairan yang partikelnya besar dan memiliki bentuk tidak teratur cenderung memiliki viskositas lebih tinggi daripada cairan yang memiliki partikel kecil dan bentuk yang teratur.

Selain itu, suhu juga mempengaruhi besaran viskositas suatu cairan. Suhu berbanding terbalik dengan viskositas. Semakin tinggi suhu yang dialami sebuah cairan, maka semakin kecil viskositasnya. Sebaliknya, semakin rendah suhu sebuah cairan, maka semakin besar viskositasnya.

Jenis-jenis viskositas dan satuannya

Viskositas memiliki 2 jenis: viskositas absolut (koefisien viskositas mutlak) dan viskositas kinematik.

Viskositas absolut merupakan gaya tangensial per satuan luas yang dibutuhkan agar dapat memindahkan suatu bidang horizontal ke sebuah bidang lainnya dalam unit velositas.

Satuan viskositas dinamis dalam sistem satuan internasional (SI) adalah Ns/m2 atau Pa.s atau kg/(ms). Perhatikan persamaan berikut.

1Pa s = 1Ns/m2 = 1kg/(ms)

Apabila dinyatakan dalam satuan sistem CGS, maka satuan yang berlaku adalah satuan centipoise. Perhatikan persamaan berikut.

1 centipoise = 1dyne s/cm2 = 1g/(cm s) = 1/10 Pa s = 1/10 Ns/m2

Jenis viskositas selanjutnya adalah viskositas kinematis. Viskositas kinematis adalah rasio antara viskositas absolut untuk kepadatan (densitas) dengan jumlah di mana tidak ada kekuatan yang terlibat. Viskositas kinematik dapat diidentifikasi dengan membagi viskositas absolut cairan dengan densitas massa cairan

Satuan internasional (SI) satuan viskositas kinematis adalah m2/s atau Stoke (St). Perhatikan persamaan berikut.

1 st = 10-4 m2/s = 1cm2/s

Stoke perlu dibagi dengan angka 100 terlebih dahulu agar menjadi unit yang lebih kecil karena awalnya Stoke adalah satuan unit yang besar. Istilah unit yang lebih kecil tersebut adalah centiStoke (cSt). Oleh karenanya, maka persamaannya akan berubah menjadi:

1St = 100cSt
1cSt = 10-6m2/s = 1mm2/s

 

Itulah beberapa satuan viskositas yang perlu Anda ketahui. Dengan memahami satuan viskositas di atas, maka penentuan besaran viskositas akan jadi lebih mudah.

jenis jenis media mikrobiologi

Mengenal Jenis-Jenis Media Mikrobiologi

Media mikrobiologi adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang digunakan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembangbiak pada media tersebut. Dengan memanfaatkan nutrisi pada media berupa molekul-molekul kecil, mikroorganisme mampu menyusun komponen sel dengan sendirinya. Terdapat berbagai jenis media pertumbuhan mikroorganisme yang disusun sebagai media untuk mengisolasi mikroorganisme, melakukan identifikasi serta membuat kultur murni. Mari mengenal jenis-jenis media mikrobiologi berikut ini.

Media basal

Media basal atau media dasar adalah media yang digunakan sebagai bahan dasar membuat media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat mendukung pertumbuhan hampir semua jenis mikroba. Beberapa contoh media basal antara lain nutrient broth, kaldu pepton, dan lain sebagainya.

Media diperkaya (enriched)

Media basal yang diperkaya dengan nutrisi ekstra dalam bentuk darah, serum, kuning telur dan sebagainya. Umumnya, media diperkaya digunakan untuk bakteri dengan perhatian khusus. Beberapa contohnya antara lain blood agar, chocolate agar, loeffler serum slope, dan lain sebagainya. Penambahan nutrisi ini diatur dengan persentase terkontrol. Blood agar contohnya, dipersiapkan dengan menambahkan 5-10% darah (dari volume agar) ke bahan dasar agar.

Media diferensial

Jenis media mikrobiologi yang satu ini merupakan media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang berbeda, mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus yang memudahkan peneliti dalam proses identifikasi. Media ini memiliki tambahan bahan kimia atau reagensia tertentu yang merangsang pertumbuhan mikroba sehingga memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik. Contoh-contoh media diferensial mulai dari media Triple Sugar Iron Agar (TSIA) dan media Sulfit Indol Motility (SIM).

Media selektif

Bila tujuannya adalah untuk menumbuhkan salah satu jenis mikroba, maka media selektif adalah media yang paling tepat untuk digunakan. Media ini memungkinkan satu jenis mikroba tumbuh dengan pesat, sementara mikroba lainnya mengalami hambatan. Terdapat bahan-bahan inhibitor yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba lain yang tidak diinginkan. Inhibitor ini dapat berupa antibiotik, garam dan bahan kimia lainnya. Beberapa contohnya antara lain media Salmonella Shigella Agar (SSA) dan Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS).

Media indikator

Sejumlah media didesain sedemikian rupa agar bakteri yang berbeda dapat dikenali dari warna koloni mereka. Beragam pendekatan mulai dari penambahan pewarna hingga substrat metabolisme digunakan agar bakteri dapat muncul dengan warna yang berbeda dalam satu koloni. Media yang seperti ini dinamakan media indikator. Beberapa contoh media indikator yang dikenal adalah Mannitol salt agar, Mac Conkey agar dan TCBS.

Media transport

Karena kebutuhan penelitian, spesimen mungkin butuh untuk dikirim dengan alat alat laboratorium secepatnya setelah dikumpulkan untuk mencegah pertumbuhan organisme pencemar atau bakteri komensal. Hal ini dapat dilakukan dengan mempersiapkan media transport. Media ini bertujuan untuk mencegah spesimen mengalami kekeringan, mempertahankan rasio bakteri patogen dan komensal serta menghambat pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan. Beberapa media untuk transport memiliki konsistensi yang semi-padat. Terkadang, media juga ditambahkan arang untuk menetralisir faktor penghambat pertumbuhan.

Media anaerob

Bakteri anaerob membutuhkan media khusus untuk bisa tumbuh karena mereka membutuhkan jumlah oksigen yang rendah sehingga mampu mengurangi potensi nutrisi tambahan yang teroksidasi. Media anaerob biasanya ditambahkan nutrisi tambahan seperti hemin dan vitamin K. Umumnya, untuk mengurangi oksigen yang terlarut, medium akan direbus terlebih dahulu kemudian disegel menggunakan parafin.

 

Itulah sejumlah jenis-jenis media mikrobiologi yang perlu kita ketahui. Setiap jenis media memiliki tujuan dan perlakuan khusus tergantung dari jenis mikroba serta peruntukan sampel. Dengan begitu, sampel dapat digunakan secara optimal.

alat sentrifugasi dan fungsinya

Mengenal Alat Sentrifugasi dan Fungsinya di Bidang Penelitian

Pernahkah Anda melihat suatu adegan film yang menunjukkan keadaan di dalam laboratorium di mana terdapat suatu alat yang memutar sejumlah tabung dalam kecepatan tinggi? Alat tersebut bernama alat sentrifugasi. Meski cara kerjanya sederhana, namun ternyata alat ini sangat berguna untuk mengidentifikasi sebuah sampel, mulai dari sampel darah hingga cairan lainnya. Mari kita pelajari alat sentrifugasi dan fungsinya untuk mengenalnya lebih jauh.

Pengertian alat sentrifugasi beserta fungsinya

Alat sentrifugasi adalah alat yang digunakan untuk memisahkan campuran padat-cair atau cair-cair yang tidak saling larut menggunakan gaya sentrifugal dengan cara diputar dalam kecepatan tinggi. Alat ini juga kerap digunakan untuk memisahkan zat padat dengan ukuran kecil yang menyebar rata di dalam cairan. Dikarenakan volume larutan yang terlalu kecil sehingga penyaringan tidak memungkinkan, pemisahan cairan dan padatan menggunakan alat sentrifugasi sangat dianjurkan.

Alat ini diberi nama sesuai dengan gaya yang digunakan dalam prinsip kerja alat sentrifugasi, yakni gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal merupakan gaya semu yang menyebabkan suatu benda bergerak menjauhi pusat rotasi. Partikel-partikel zat padat yang mengalami gaya sentrifugal akan terpisah dengan sendirinya dan terkumpul di ujung tabung sentrifugasi. Zat padat yang terkumpul akan mengendap sehingga posisi cairan akan berada terpisah dengan endapan zat padat.

Dalam memisahkan zat yang tidak larut, alat sentrifugasi lebih unggul dibandingkan dengan metode gaya berat. Kecepatan pengendapan dengan alat sentrifugasi jauh lebih baik sebab percepatan gaya sentrifugal yang dihasilkan bisa mencapai 500 hingga 1000 kali percepatan gravitasi bumi sehingga mampu mengoptimalkan kecepatan pengendapan hingga 30 kali.

Komponen alat sentrifugasi

Alat sentrifugasi memiliki 2 komponen utama: rotor dan tabung sentrifugasi. Rotor berfungsi sebagai pemutar yang dapat mengatur kecepatan serta sudut putar. Sedangkan tabung sentrifugasi merupakan wadah yang umumnya berupa tabung yang ditempatkan di kepala rotor dan berfungsi sebagai wadah sampel.

Alat sentrifugasi memiliki dua jenis rotor. Rotor pertama adalah fixed-angle rotor, rotor yang didesain dengan sudut konstan terhadap pusat putaran. Sedangkan rotor kedua adalah swinging head rotor, yakni rotor dengan engsel yang mampu mengayunkan tabung menjauhi pusat putaran seiring dengan bertambahnya kecepatan rotor.

Tabung sentrifugasi umumnya memiliki skala 10 ml. Ujung tabung berbentuk runcing sehingga endapan zat dapat terpusat di bagian tersebut. Di sisi samping tabung disertai dengan garis ukur yang menunjukkan volume cairan dalam tabung. Tabung sentrifugasi umumnya berbahan kaca yang tahan terhadap reaksi kimia. Namun ada tabung sentrifugasi yang berbahan plastik sehingga tidak mudah pecah apabila terjatuh tanpa sengaja.

Penggunaan alat sentrifugasi pada kehidupan sehari-hari

Alat sentrifugasi dan fungsinya memiliki kegunaan di kehidupan sehari-hari yang dibagi sesuai ukuran alat tersebut.

Alat sentrifugasi kecil misalnya, sering dipakai di laboratorium di bidang kimia, biologi, biokimia dan obat-obatan medis. Sedangkan alat sentrifugasi sedang sering digunakan untuk alat rumah tangga komersial seperti mesin cuci dan mesin separator. Alat sentrifugasi berukuran besar umumnya digunakan sebagai alat uji kesehatan para awak astronot sebelum mereka berangkat ke luar angkasa. Beberapa tahun belakangan alat sentrifugasi besar juga digunakan sebagai wahana permainan gravitasi.

 

Itulah alat sentrifugasi dan fungsinya di kehidupan sehari-hari. Alat sentrifugasi adalah alat yang mampu memisahkan cairan tidak larut. Meskipun jarang kita melihatnya di laboratorium, ternyata alat ini juga ada di sekitar kita.

spektrometer adalah

Mengenal Apa Itu Spektrometer dan Bagian-Bagian di Dalamnya

Berbicara tentang alat optik di laboratorium, mungkin yang paling cepat terlintas di kepala kita adalah mikroskop. Nyatanya selain mikroskop, di laboratorium juga terdapat alat optik yang juga sering dipakai, salah satunya adalah spektrometer.

Secara singkat, spektrometer adalah alat yang digunakan untuk melihat spektrum cahaya dari sebuah zat. Namun jika Anda ingin lebih mengetahui apakah spektrometer itu dan bagian-bagian apa saja yang terdapat di dalamnya, berikut pembahasan lebih detailnya.

Apa itu spektrometer?

Spektrometer adalah salah satu jenis alat optik yang digunakan untuk melihat spektrum cahaya dari sebuah zat dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya. Spektrum cahaya dapat terlihat ketika gas yang dihasilkan akibat pemanasan zat dalam suhu yang tinggi ditembakkan oleh sinar putih. Spektrum cahaya biasa digunakan oleh para peneliti untuk mengetahui kandungan kimiawi dari sebuah zat.

Prinsip kerja spektrometer

Cara kerja spektrometer mengacu pada prinsip dispersi cahaya, yaitu sebuah kondisi di mana cahaya putih (polikromatik) terurai menjadi warna-warni cahaya (monokromatik) yang terdiri dari warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan untuk. Dispersi cahaya dapat dilakukan menggunakan sebuah cermin prisma sebagai medan pembias.

Baca Juga : Mengenal Spektrometer Massa dan Fungsinya

Pada spektrometer, cahaya putih ditembakkan dari sumber cahaya (bisa menggunakan lampu natrium) menuju lensa kolimator. Cahaya yang sejajar akibat lensa kolimator ini kemudian diteruskan melalui cermin prisma sehingga terurai menjadi spektrum optik. Perbedaan sudut dispersi yang kemudian muncul setelah bagian teleskop (spektrometer) dan lensa kolimator berada di sumbu yang berbeda digunakan untuk menghitung indeks bias dan panjang gelombang cahaya, 

Bagian-Bagian pada Spektrometer

Spektrometer adalah alat optik yang memiliki sejumlah bagian. Bagian-bagian spektrometer didesain sedemikian rupa untuk menghasilkan spektrum cahaya sekaligus menghitung indeks bias. Berikut ini adalah beberapa bagian dari spektrometer yang perlu diketahui.

1. Lensa kolimator

Lensa kolimator adalah lensa cembung berbentuk tabung yang digunakan untuk mensejajarkan berkas cahaya. Dengan adanya lensa ini, cahaya putih dapat terdispersi ketika ditembakkan ke cermin prisma, serta menjaga agar cahaya putih tersebut tidak terpencar. Pada spektrometer, lensa kolimator berada di sebelah celah tempat cahaya masuk. Lensa kolimator juga dilengkapi dengan sekrup pengatur untuk menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk

2. Teleskop

Teleskop pada spektrometer berfungsi sebagai alat untuk melihat spektrum cahaya yang muncul setelah cahaya putih ditembakkan melewati cermin prisma. Teleskop juga akan menunjukkan besar sudut yang dihasilkan dari dispersi cahaya melalui prisma. Teleskop pada spektrometer tersusun atas lensa okuler dan lensa objektif dengan sekrup khusus untuk mengatur posisi lensa.

3. Meja spektrometer

Meja spektrometer merupakan wadah penampung prisma. Meja spektrometer dapat diatur ketinggiannya dengan sekrup khusus yang dapat dilonggarkan atau dikencangkan sesuai keperluan. Meja spektrometer harus dalam posisi sejajar dan datar sebelum meletakkan prisma.

4. Skala utama dan skala nonius

Terletak tepat di bawah meja spektrometer, skala utama dan skala nonius merupakan bagian penting pada spektrometer. Skala utama dan skala nonius berbentuk menyerupai piringan datar. Skala utama berfungsi sebagai penunjuk besarnya sudut yang dihasilkan dari dispersi cahaya. Sedangkan skala nonius berfungsi untuk mengatur tingkat ketelitian spektrometer. Semakin besar skala nonius, semakin kecil jarak satu skala dengan skala lainnya.

Mengenal spektrometer adalah hal yang wajib dilakukan bagi setiap peneliti di laboratorium. Selain mampu mengidentifikasi sudut deviasi, kecepatan gelombang serta panjang gelombang, spektrometer juga membantu menganalisis elemen apa saja yang menyusun sebuah zat.

spektrometer massa

Mari Mengenal Spektrometer Massa dan Fungsinya

Dalam mendeteksi dan menganalisis campuran, teknik yang paling sederhana yang dapat dipakai adalah teknik kromatografi. Ternyata, ada teknik lain yang kuat yakni dengan menggunakan spektrometer massa. Sederhananya, prinsip kerja yang digunakan adalah dengan memanfaatkan proses ionisasi dan pembelokan elektron. Menarik? Mari kita mengenal spektrometer massa dan fungsinya.

Mengenal spektrometer massa dan fungsinya

Di awal perkembangan ilmu kimia, massa molekul senyawa ditentukan dengan mengukur kerapatan uap atau penurunan titik beku senyawa tersebut. Rumus molekulnya ditentukan dengan cara analisis unsur. Metode ini nyatanya membutuhkan waktu yang cukup lama dan rumit. Selain itu, butuh kuantitas sampel yang banyak dengan tingkat kemurnian tinggi.

Saat ini, menentukan berat dan rumus molekul dapat ditentukan secara cepat dengan jumlah sampel lebih sedikit menggunakan alat yang dikenal dengan nama spektrometer massa. Fungsi spektrometer massa adalah untuk mengidentifikasi struktur kimia suatu molekul. Dalam menentukan struktur molekul baik organik maupun anorganik, spektrometer akan membentuk pola fragmentasi dari ion-ion yang terbentuk ketika suatu molekul diionkan.

Baca Juga : Mengenal Apa Itu Spektrometer dan Bagian-Bagian di Dalamnya

Teknik tersebut dikenal sebagai spektroskopi massa. Secara definisi, spektroskopi massa adalah teknik analisis dengan prinsip dasar mendeteksi perubahan muatan (dari netral menjadi bermuatan). Dalam spektroskopi massa, molekul-molekul senyawa organik berubah menjadi ion-ion positif berenergi tinggi karena ditembak dengan berkas elektron. Ion-ion ini juga dapat terpecah lagi menjadi ukuran ion yang lebih kecil atau biasa disebut dengan fragmen. Sementara ketika elektron terlepas dari molekul maka radikal kation akan terbentuk. Pola fragmentasi suatu molekul sangat berbeda dengan molekul lain dan hasil analisisnya dapat dilakukan secara berulang.

Bagian-bagian spektrometer massa

Secara umum, spektrometer massa terdiri dari tiga bagian penting, antara lain: tempat pengionan sampel, pemisahan ion, dan deteksi ion yang terbentuk. Sampel yang telah masuk ke dalam chamber akan diuapkan dengan menaikkan temperatur chamber, ditembak dengan elektron berenergi tinggi. Ion fragmen yang terbentuk dipercepat dan dipisahkan dalam medan magnet kemudian dideteksi dengan detektor.

Sistem kerja spektrometer massa

Sistem kerja spektrometer massa terdiri dari empat tahapan: proses ionisasi, akselerasi, defleksi dan deteksi. Proses ionisasi dimulai dengan penguapan sampel. Partikel sampel yang berasal dari proses penguapan akan bertumbukan dengan aliran elektron yang berasal dari pemanasan metal coil menuju electron trap. Dari proses tumbukan tersebut, akan terjadi proses pertukaran energi sehingga beberapa elektron dapat keluar dan membentuk ion positif.

Ion positif yang keluar dari ruang ionisasi akan melewati tiga celah. Ketiga celah ini memiliki tegangan dari 1000 – 0 volt. Semua ion yang melalui celah ini dipercepat untuk mendapatkan berkas cahaya yang fokus. Proses ini dinamakan proses akselerasi.

Masuk ke proses defleksi, ion positif akan dibelokkan oleh medan magnet. Jumlah medan magnet yang digunakan bergantung pada massa ion. Ion yang ringan akan mengalami pembelokkan yang lebih dibandingkan ion yang berat. Sedangkan ion yang memiliki masa yang tepat akan masuk ke area detektor.

Saat ini spektrometer massa dapat digunakan secara mandiri dalam analisa sampel atau dikombinasikan dengan alat lain, seperti Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC), Kromatografi Gas (GC), Elektroforesis Kapiler (CE) yang berperan untuk memisahkan campuran sampel yang selanjutnya masing-masing komponen akan dianalisa dalam spektrometer massa secara satu per satu.

 

Fungsi spektrometer massa adalah untuk mengidentifikasi struktur kimia suatu molekul. Mengenal spektrometer massa dan fungsinya membuat kita mengerti bahwa dibutuhkan ketelitian dan keahlian khusus dalam menganalisa suatu senyawa.