fungsi lensa objektif

Fungsi Lensa Objektif dalam Mikroskop

Setiap mikroskop pasti memiliki lensa objektif. Jenis lensa cembung ini merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah mikroskop. Apa fungsi lensa objektif dalam mikroskop dan mengapa lensa ini begitu penting? Simak pembahasan lengkapnya berikut ini.

Apa itu lensa objektif

Banyak orang yang masih belum bisa membedakan antara lensa objektif dengan lensa okuler, padahal keduanya memiliki fungsi yang sangat berbeda. Lensa objektif termasuk ke dalam komponen optik sebuah mikroskop. Hal mendasar yang membedakan lensa objektif dengan lensa okuler terdapat pada letaknya dalam mikroskop.

Jika Anda mengamati sebuah mikroskop, Anda akan melihat adanya dua jenis lensa. Lensa yang letaknya paling dekat dengan mata pengamat adalah lensa okuler. Sementara itu, lensa yang letaknya paling dekat dengan objek yang diamati adalah lensa objektif. Dari sini, kita bisa mengetahui fungsi lensa objektif, yakni untuk memperbesar bayangan objek yang ingin diamati lebih jauh.

Dalam mikroskop, biasanya terdapat lebih dari satu macam lensa objektif, masing-masing dengan skala perbesaran yang berbeda. Macam-macam lensa objektif ini melekat pada sebuah revolver, sehingga Anda sebagai pengamat dapat dengan mudah mengganti macam lensa objektif, tergantung pada kebutuhan.

Fungsi lensa objektif

Sesuai dengan namanya, fungsi lensa objektif yang paling utama adalah untuk mengamati sebuah objek dengan lebih mendetail. Bagaimana caranya? Lensa objektif merupakan lensa cembung, sehingga mampu memperbesar bayangan objek yang terletak di depannya. Lensa objektif sendiri sangat variatif, tersedia dalam skala perbesaran 10x, 40x, hingga 100x.

Bisa dikatakan bahwa lensa objektif merupakan komponen utama dalam sebuah mikroskop, jika dilihat dari fungsi lensa objektif. Coba bayangkan, sebuah mikroskop tidak akan bekerja dengan optimal tanpa adanya lensa objektif yang memadai. Penting sekali untuk memiliki rangkaian lensa objektif dengan skala perbesaran yang variatif.

Jika ingin mengenal dan mengamati sebuah objek dengan lebih mudah, Anda memerlukan lensa objektif dengan skala perbesaran yang mumpuni. Terutama bila mikroskop tersebut digunakan untuk mengamati objek berukuran mikro, seperti sel atau organisme mikroskopik. Gabungan lensa objektif dengan lensa okuler berpengaruh kuat.

Komponen dalam mikroskop

Tentu saja sebuah mikroskop tidak hanya terdiri dari lensa objektif saja, tetapi juga dilengkapi dengan komponen lainnya. Terdapat dua bagian utama yang membentuk mikroskop, yakni bagian optik dan non optik. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, lensa objektif dan lensa okuler masuk ke dalam gabungan bagian optik.

Lengan mikroskop, diafragma, meja preparat, revolver, makrometer, mikrometer, penjepit, kondensor, cermin, dan sumber cahaya masuk ke dalam bagian non optik. Pada mikroskop cahaya, komponen kondensor yang bisa diatur ini berfungsi untuk mengumpulkan cahaya. Kemudian, diafragma mengatur besarnya cahaya yang masuk ke dalam mikroskop. Setelahnya, cahaya tersebut akan terpantul oleh cermin mikroskop.

Baca Juga : Peralatan di Laboratorium Mikrobiologi

Dengan begitu, pengamat pun mampu melihat melalui lensa okuler objek yang sudah dibesarkan oleh lensa objektif. Cukup menaruh objek tersebut di atas meja preparat, lalu atur fokus lensa menggunakan makrometer atau mikrometer.

Cara kerja mikroskop

Supaya Anda bisa lebih memahami fungsi lensa objektif dalam mikroskop, Anda juga harus tahu cara kerja sebuah mikroskop. Prosesnya cukup sederhana, pertama-tama letakkan objek di meja preparat. Atur cermin dan diafragma untuk mengatur cahaya, pastikan muncul bulatan terang saat Anda melihat ke lensa okuler. 

Anda pun sudah siap untuk mengatur fokus lensa menggunakan makrometer atau mikrometer. Detail dari objek akan terlihat melalui mikroskop. Anda bisa mengganti variasi lensa objektif apabila perbesaran objek masih dirasa kurang, putar saja revolver untuk mengganti lensa objektif. Sebetulnya, Anda juga bisa mengatur skala lensa objektif dan lensa okuler untuk memaksimalkan perbesaran objek pada mikroskop.

Contoh kasusnya seperti pada mikroskop dengan lensa okuler 5x dan lensa objektif 100x. Maka, objek yang diamati pun akan tampak 500x lebih besar dari ukuran semula. Bayangan objek yang dipantulkan oleh lensa objektif ini sifatnya nyata, terbalik, dan telah diperbesar. Bayangan ini kemudian ditangkap oleh lensa okuler, sehingga akhirnya bisa Anda amati dengan mata telanjang. 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *