Prosedur Dasar Ekstraksi DNA
Ekstraksi DNA merupakan proses pemisahan DNA dari komponen sel lainnya, seperti protein, karbohidrat, lemak, dan merupakan syarat untuk melakukan analisis molekuler. Salah satu manfaat isolasi DNA ialah untuk analisis molekuler dan rekayasa genetika, misalnya genom editing, transformasi, dan PCR. Saat ini, ekstraksi DNA kian berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan.
Prinsip Dasar Ekstraksi DNA/RNA
Prinsip ekstraksi DNA sama, yaitu untuk memurnikan DNA yang diinginkan dengan menggunakan kit ataupun secara konvensional. Berikut cara pemisahan DNA dari komponen lainnya.
- Mengumpulkan sel yang ingin dimurnikan
- Melakukan lisis sel, yaitu memecah membrane sel agar terbuka untuk mengekspos DNA Bersama dengan sitoplasma di dalamnya. Lisis masing-masing sel diperlakukan dengan cara yang berbeda, yakni lipid dari membrane sel dan inti dipecah dengan deterjen serta surfaktan, protein dengan menambahkan protease (opsional), memecah RNA dengan menambahkan RNase (opsional)
- Menggumpalkan puing-puing, seperti protein rusak, lipid, dan RNA di larutan garam pekat (saline)
- Melakukan sentrifugasi larutan yang berfungsi memisahkan puing-puing seluler yang menggumpal dari DNA
- Dilakukan pemurnian DNA dari deterjen, protein, garam, dan reagen yang digunakan selama tahap lisis sel. Prosedur yang dapat digunakan yang paling umum seperti di bawah ini:
- Isopropanol atau etanol dingin digunakan untuk pengendapan etanol. DNA akan berkumpul Bersama karena tidak larut dalam alcohol dan menghasilkan pellet setelah disentrifugasi, Penambahan natrium asetat untuk pengendapan DNA dengan meningkatkan kekuatan ionic.
- Setelah sampel disentrifugasi, protein yang didenaturasi tetap berada dalam fase organic sedangkan fase air yang mengandung asam nukleat dicampur dengan kloroform untuk menghilangkan residu fenol dari larutan. Ekstraksi fenolkloroform ialah fenol mengubah sifat protein dalam sampel.
- Pemurnian asam nukleat berbasis spin column untuk memurnikan asam nukleat secara cepat. Fakta bahwa asam nukleat akan berikatan (adsorpsi) ke fase padat (silika atau lainnya) tergantung pH dan konsentrasi garam dari buffer.
- Protease ditambahkan untuk menghilangkan protein seluler dan histon yuang terikat pada DNA atau dengan menggunakan natrium atau ammonium asetaat untuk mengendapkan protein. Saat ekstraksi perlu ditambahkan campuran fenol-kloroform sebelum DNA diendapkan.
Setelah isolasi, DNA dilarutkan dalam buffer agak basa (umumnya dalam buffer TE atau air ultra-murni).
Baca juga : Mengenal 7 Perbedaan DNA dan RNA dalam Genetika