inkubator shaker

Cara Tepat Menggunakan Inkubator Shaker

Jika Anda sering melakukan eksperimen atau melakukan observasi yang melibatkan zat cair, instrumen shaker tentu sudah bukan benda yang asing lagi. Alat yang satu ini memiliki fungsi utama sebagai perangkat homogenisasi atau yang secara sederhana dapat dipahami sebagai proses penyeragaman cairan hingga memiliki ukuran pertikel sama besar.

Dalam perkembangannya, shaker mengalami beberapa perubahan, baik itu dari segi bentuk (fisiknya) juga dari fungsinya. Inovasi tersebut bahkan menjadikan shaker tidak hanya berfungsi sebagai homogenizer, tetapi juga fungsi lain yang sebenarnya ada pada perangkat lain. Salah satu inovasi tersebut adalah inkubator shaker. Apa itu inkubaror shaker? Anda bisa menyimak pembahasannya di bawah ini.

Mengenal shaker dan inkubator

Seperti yang telah disebutkan di atas, shaker merupakan perangkat homogenizer. Fungsi utamanya adalah untuk menyeragamkan cairan hingga partikelnya memiliki satu ukuran yang sama. Untuk menyeragamkan cairan, shaker memanfaatkan getaran yang berupa gerakan satu arah (biasanya maju-mundur atau menyerupai jungkat-jungkit).

Sedangkan inkubator adalah instrumen yang benar-benar berbeda fungsinya. Alat ini umumnya ditemukan pada laboratorium mikrobiologi. Fungsi utamanya adalah sebagai media inkubasi mikro-organisme (misalnya bakteri). Inkubator menciptakan sebuah kondisi tertentu yang ideal untuk mikro-organisme tersebut tumbuh.

Bagaimana dengan inkubator shaker sendiri? Apakah instrumen ini menggabungkan fungsi kedua instrumen yang telah disebutkan?

Prinsip kerja inkubator shaker

Pada dasarnya, inkubator shaker merupakan sebuah shaker yang juga dapat berfungsi sebagai sebuah inkubator. Selain memiliki motor mesin yang mampu menghasilkan getaran untuk homogenisasi cairan, alat ini juga mampu menciptakan sebuah kondisi ideal untuk pertumbuhan mikro-organisme pada sampel.

Berbeda dengan kebanyakan shaker yang tidak dilengkapi dengan tutup pelindung, inkubator shaker memiliki pelindung khusus yang mengelilingi sampel. Adanya pelindung ini bertujuan untuk melindungi sampel dari zat-zat yang berpotensi menjadi kontaminan. Selain itu, pelindung juga membantu terciptanya suhu yang sesuai untuk pertumbuhan mikro-organisme.

Inkubator shaker seringkali digunakan pada eksperimen biokimia. Alat ini mudah ditemukan pada sebuah laboratorium biokimia, biasanya digunakan untuk inkubasi mikroba dalam sebuah media cair.

Cara menggunakan inkubator shaker

Dengan kemudahan teknologi, inkubator shaker dirancang untuk dapat digunakan secara otomatis. Meski demikian, Anda seharusnya menggunakan instrumen ini sesuai dengan petunjuk penggunaannya. Berikut cara menggunakan inkubator shaker sesuai standar:

  • Hubungkan alat dengan sumber listrik. Pastikan tidak ada kabel yang terbuka atau basah terkena air karena bisa menimbulkan korsleting.
  • Tekan tombol “ON” untuk mengaktifkan alat.
  • Siapkan sampel dalam tabung erlenmeyer (Anda bisa menggunakan ukuran 50 ml, 100 ml, atau 250 ml).
  • Letakkan tabung erlenmeyer yang telah berisi sampel di antara penahan.
  • Atur waktu dengan menggunakan tab “TIME”, kecepatan dengan “RPM”, dan suhu “TEMP” sesuai kebutuhan.
  • Tekan tombol “START” untuk memulai proses.

Beberapa hal yang harus diperhatikan

Untuk mencegah inkubator shaker rusak atau tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, Anda perlu memerhatikan beberapa hal berikut.

  • Hindari membuka tutup pelindung di tengah-tengah proses karena bisa menyebabkan mesin mati.
  • Gunakan wadah yang sama jika sampel lebih dari satu.
  • Selalu bersihkan alat sebelum dan setelah pemakaian.

Itulah cara tepat untuk menggunakan inkubator shaker di laboratorium. Kuncinya satu, selalu ikuti pedoman penggunaan yang tercantum pada buku manual alat. Dengan begitu, inkubator shaker bisa tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Jika Anda membutuhkan inkubator shaker baru, segera kunjungi website resmi Infiniti Bioanalitika Solusindo (IBS) yang merupakan distributor alat-alat laboratorium terlengkap di Indonesia.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *