prinsip kerja shaker incubator

Begini Prinsip Kerja Shaker Incubator di Laboratorium

Saat melakukan pengamatan atau percobaan yang melibatkan larutan atau cairan, pengocok inkubator menjadi salah satu alat yang paling mungkin digunakan. Pada dasarnya, prinsip kerja inkubator pengocok adalah untuk menyeragamkan solusi sehingga memiliki ukuran partikel yang sama.

Sebelumnya, shaker mungkin hanya terdiri dari satu jenis, tetapi dalam perkembangannya, sekarang shaker sudah mengalami perkembangan. Tidak hanya berfungsi untuk menyeragamkan solusi, ada juga jenis shaker yang saat ini terintegrasi dengan inkubator. Ini dia prinsip kerja pengocok inkubator di laboratorium secara umum.

Kesatuan antara shaker dan inkubator

Sesuai namanya, shaker incubator menggabungkan fungsi shaker dan incubator. Seperti yang disebutkan, shaker berfungsi untuk menyeragamkan cairan agar partikel memiliki ukuran sama. Caranya dengan menerapkan getaran yang memiliki getaran satu arah, bisa dengan gerakan maju mundur atau menyerupai jungkat-jungkit.

Sementara itu, inkubator lebih umum digunakan di laboratorium mikrobiologi. Umumnya, inkubator digunakan untuk menginkubasi mikroorganisme seperti bakteri, yakni dengan menciptakan suatu kondisi khusus agar mikroorganisme tersebut bisa tumbuh. Lalu, bagaimana prinsip kerja shaker incubator jika digabungkan?

Shaker incubator adalah shaker yang juga bisa berfungsi sebagai inkubator. Tidak seperti shaker pada umumnya yang tidak memiliki tutup pelindung, shaker incubator dilengkapi pelindung khusus pada area sampel. Dengan begini, sampel pun bisa terlindungi dari hal-hal atau zat-zat yang berpotensi mengontaminasi. Nah, pelindung ini jugalah yang membantu menciptakan suhu agar sesuai dengan pertumbuhan mikroorganisme.

Cara tepat menggunakan shaker incubator

Agar prinsip kerja shaker incubator dapat diterapkan secara optimal, maka penggunaannya juga harus dilakukan secara tepat. Memang, ada beberapa shaker incubator yang bisa dioperasikan secara otomatis. Namun, tetap penting bagi Anda untuk mengetahui ketentuan penggunaan shaker incubator sesuai standar.

Pertama, hubungkan shaker incubator dengan sumber listrik. Pastikan kabel bebas dari kondisi yang berpotensi menyebabkan korsleting. Jika sudah, aktifkan alat dengan menekan tombol “ON”. Masukkan sampel ke tabung erlenmeyer, bisa menggunakan tabung ukuran 50 ml, 100 ml, atau 250 ml.

Apabila sudah siap, letakkan tabung tersebut di antara penahan. Jangan lupa mengatur waktu pada tab “TIME”, suhu pada tab “TEMP”, dan kecepatan pada tab “RPM”. Baru setelah itu tekan tombol “START” untuk memulai proses homogenisasi.

Hal penting saat menggunakan shaker incubator

Tentunya Anda ingin proses penelitian atau eksperimen berjalan lancar. Itulah kenapa penting bagi Anda untuk memerhatikan beberapa hal saat menggunakan shaker incubator. Dengan begitu, prinsip kerja shaker incubator juga tetap terjaga dengan baik. Saat sedang menggunakan shaker incubator, hindari membuka tutup pelindung di tengah-tengah proses. Jika dilakukan, hal ini bisa menyebabkan mesin akan mati.

Lalu, jika Anda menggunakan lebih dari satu sampel, maka sebaiknya gunakan wadah yang sama. Agar shaker incubator bisa tahan lama, maka Anda juga dianjurkan untuk membersihkan alat tersebut setiap sebelum dan setelah pemakaian.

Sebelum menggunakan shaker incubator, sangat penting untuk memahami cara kerjanya terlebih dulu. Prinsip kerja shaker incubator akan membantu Anda untuk menggunakan alat dengan benar, sehingga penelitian atau eksperimen Anda bisa berjalan dengan lancar, terutama jika melibatkan cairan atau larutan.

Selain itu, jangan lupa untuk selalu merawat shaker incubator agar usia pemakaian bertahan lama. Namun, jika memang sudah saatnya membeli shaker incubator baru, Anda bisa mendapatkannya melalui website dari Infiniti Bioanalitika Solusindo (IBS) di www.ibs.co.id.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *