biofuel

Biofuel dan Proses Pembuatannya!

Data konsumsi energi dunia saat ini milik U.S Energy Information Administration, menunjukkan 33% konsumen menggunakan minyak bumi, 22% gas alam, 27% batu bara, dan 13% energi lainnya. Selain itu, diketaahui pula 82%kebutuhan energi manusia didapatkan dari energi fosil (biofuel).

Energi fosil merupakan salah satu sumber energi yang tidak dapat diperbaharui, semakin sering digunakan maka cadangan energi fosil kian menipis bahkan habis. Oleh sebab itu, telah dilakukannya berbagai macam penelitian untuk menghasilkan energi terbaru yang berkelanjutan, yakni bioenergi.

Biofuel

 

Bioenergi ialah energi yang diperoleh dari pengolahan biomassa yang bersumber dari tumbuhan, hewan, mikroorganisme. Bioenergi dapat digunakan untuk menggantikan petroleum atau minyak bumi sebagai bahan bakar alternatif jangka panjanh.

Salah satu, bentuk bioenergi  yang terus dikembangkan, yakni biofuel. Biofuel sendiri, sumber energi yang dihasilkan dari biomassa, misalnya biodiesel, bioethanol, biooil, bioaftur. 

Kelebihan dari bioenergi, di antaranya dapat diperbaharui dan ramah lingkungan, mudah terurai, mampu mengurangi efek rumah kaca. Hal ini dikarenakan, bahan bakunya yang terjamin.

 

Alur proses pembuatan biofuel

 

Dua proses utama bioenergi, yaitu proses anabolisme dan katabolisme. Anabolisme merupakan proses pembentukan senyawa sederhana yang menjadi senyawa kompleks, seperti proses pembuatan biomassa.

 Berbeda dengan itu, katabolisme ialah proses pemecahan rantai senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana, energi ini dihasilkan pada proses katabolisme. Proses pemecahan senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana pada proses katabolime dapat dilakukan dengan proses kimia dan fisika.

Senyawa yang dihasilkan dari proses pemecahan tadi dapat berbentuk cair maupun gas. Hasil senyawa cair dikategorikan sebagai biofuel, antara lain biodiesel atau bioetanol. Berikutnya, senyawa dalam bentuk gas biasanya, metana dan synthetic gas. Lalu, biofuel dan biogas bentuk bioenergi yang dapat dikonversi lagi menjadi energi lain, misalnya energi listrik. 

Bioetanol terdiri atas dua generasi, generasi pertama dan kedua. Bioetanol generasi pertama telah mencapai tingkat produksi komersial yang bersumber dari tanaman pangan dan minyak yang berasl dari ubi kayu, minyak sawit, tebut, bit, gula, barley, jagung, dan gandum. 

Proses bioetanol, biasanya menggunakan bahan pangan sebagai bahan baku. Dengan demikian, adanya persaingan antara penggunaan bahan pangan untuk bahan baku atau kebutuhan pangan. Oleh sebab itu, dikembangkan bioetanol yang menggunakan mikroalga dan mikroorganisme lainnya sebagai bahan baku non pangan.

Potensi mikroalga sebagai biofuel berdasarkan penelitian dapat menghasilkan bioetanol sebesar 20.000 liter/hektar. Tak hanya itu, kultivasi (perbanyakan) mikroalga tidak membutuhkan lahan yang luas hanya dengan menggunakan alat fermentor.

Fermentor adalah suatu alat atau sistem yang menyediakan lingkungan biologis sebagai tempat atau media perbanyakan mikroorganisme. Hal tersebut, bertujuan agar terjadi reaksi biokimia sehingga menghasilkan suatu produk yang diinginkan. Penggunaan biofuel akan menjadi bioenergi pilihan di waktu akan datang sebagai pengganti bahan bakar fosil yang kian menipis.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *