laboratorium PCR

Laboratorium PCR

Polymerase Chain Reaction (PCR), yakni alat pemeriksaan di laboratorium molekuler yang berfungsi untuk mendeteksi material genetik suatu mikroorganisme. Penggunaan laboratorium PCR saat ini, sangatlah luas sebab tidak hanya digunakan untuk diagnosis suatu penyakit namun untuk pemeriksaan lain, misalnya mendeteksi kandungan babi dalam makanan, ekologi, forensik, dan lainnya.

Prinsip laboratorium PCR

Prinsip laboratorium PCR ialah memerlukan alat dan perangkat laboratorium pendukung lainnya, selain instrument PCR. Hal ini dikarenakan, untuk mengetahui suatu material genetik tertentu dibutuhkan proses, di antaranya DNA/RNA ekstraksi, PCR setup, amplifikasi, dan post PCR. Berikut perangkagt pendukung laboratorium PCR.

  1. Biosafety Cabinet level II, berfungsi memberikan pelindungan bagi user untuk meminimalisasi kontaminasi dari sampel yang digunakan, misalnya bakteri atau virus yang bersdifat pathogen. Selanjutnya, penggunaan BSC dapat digunakan untuk menjaga lingkungan tempat kerja dengan sistem HEPA filter. BSC level II umumnya, digunakan untuk menguji mikroba yang memiliki potensi bahaya sedang.
  2. Laminar airflow atau PCR hood, ruang kerja yang dirancang khusus untuk melakukan preparasi sampel atau PCR setup. Selain itu, berfungsi untuk menyediakan lingkungan yang steril agar sampel atau produk terlindungi dari kontaminasi silang.
  3. PCR atau qPCR, Polymerase Chain Reaction digunakan untuk melakukan amplifikasi (perbanyakan) DNA/RNA. Dua jenis PCR yang digunakan, yaitu Realtime PCR dan PCR konvensional. Perbedaan dari kedua jenis tersebut adalah adanya perangkat computer pada Realtime PCR sedangkan PCR konvensional hanya dilengkapi dengan gel elektroforesis dan gel dokumentasi.
  4. Micropipette, Instrumen dasar laboratorium yang berfungsi untuk memindahkan cairan dalam jumlah kecil secara akurat. Ukuran terkecil dari micropipette berkisar 0.1 mikro – 10 mL. Range volume yang dimiliki berbeda-beda bergantung dari kebutuhan di laboratorium.
  5. Autoclave, alat pemanas bertekanan yang digunakan untuk mensterilkan instrument, alat-alat, bahan maupun media, dengan uap bersuhu dan bertekanan tinggi. Perlengkapan dan peralatan laboratorium dituntut untuk dalam kondisi steril dari virus, bakteri, jamur, atau mikroorganisme lain. 

Sebab, jika tidak dilakukan sterilisasi alat maka akan mengganggu pekerjaan di laboratorium hingga kegagalan pengujian di laboratorium akibat adanya kontaminasi silang.

  1. Refrigerator untuk reagen, perangkat ini berfungsi untuk menyimpan reagen sebelum dan setelah digunakan dengan temperature yang sesuai untuk menyimpan reagen tersebut.
  2. Freezer -80˚C, bertujuan sebagai tempat menyimpan spesimen ataupun sampel yang digunakan berupa DNA/RNA. Bahkan, freezer ini perlu memiliki sistem keamanan otomatis sehingga dapat menjaga suhu dengan stabil.
  3. Coolbox, digunakan untuk menyimpan sampel jika jarak antara sampel dan laboratorium cukup jauh agar sampel tidak rusak selama perjalanan.
  4. Refrigerated centrifuge, perangkat yang berfungsi untuk memisahkan suatu sampel atau larutan berdasarkan ukuran partikelnya. Dibutuhkan pula, centrifuge yang memiliki pengontrol suhu dan penutup rotor aerosoltight sehingga mampu memininalisasi terjadinya kontaminasi.
  5. Spindown, alat untuk menurunkan sisa-sia larutan yang menempel pada dinding tabung/tube.
  6. Vortex, berfungsi untuk melakukan proses homogenisasi sejumlah bahan dalam suatu tabung.
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *