Pengertian dan contoh sentrifugasi

Pengertian Sentrifugasi dan Jenis Alatnya

Pengertian Sentrifugasi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk memisahkan suatu campuran. Sentrifugasi ialah proses pemisahan partikel berdasarkan berat partikel tersebut terhadap densitas layangnya (bouyant density). Dengan adanya gaya sentrifugal maka akan terjadi perubahan berat partikel dari keadaan normal pada 1 xg (sekitar 9,8 m/s2 ) menjadi meningkat seiring dengan kecepatan serta sudut kemiringan perputaran partikel tersebut terhadap sumbunya. Pada proses sentrifugasi, partikel yang memiliki densitas lebih tinggi akan bergerak kebawah dan membentuk sendimentasi yang biasa disebut pellet dan partikel yang memiliki densitas lebih rendah akan bergerak keatas yang umumnya disebut supernatan. Pemisahan sentrifugal menggunakan prinsip dimana objek diputar secara horizontal pada jarak tertentu. Apabila objek berotasi di dalam tabung atau silinder yang berisi campuran cairan dan partikel, maka campuran tersebut dapat bergerak menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya yang berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder atau tabung, gaya tersebut adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah yang menyebabkan partikel – partikel menuju dinding tabung dan terakumulasi membentuk endapan.

 

Baca juga: Penjelasan mengenai sentrifugasi darah

Sentrifuge

Pengertian Sentrifuge atau centrifuge adalah salah satu alat yang menggunakan prinsip sentrifugasi. Didalam sentrifuge terdapat sebuah rotor yang berfungsi sebagai tempat tabung yang didalamnya terdapat larutan yang ingin dipisahkan. Rotor ini yang akan berputar sehingga dapat memisahkan cairan yang ada di dalam tabung berdasarkan berat jenisnya. Dibawah ini terdapat beberapa jenis sentrifuge dan penngertian, yaitu:

  • General Purpose Centrifuge

Jenis sentrifuge ini biasanya dapat diletakkan diatas meja. Sentrifuge memiliki range kecepatan yang cukup rendah, biasanya berkisar di 0-5000 rpm dengan kapasitas tabung berkisar di 5-100 mL.

  • Microcentrifuge

Microcentrifuge ini merupakan jenis sentrifuge yang memiliki bentuk atau ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan jenis sebelumnya karena sentrifuge ini dapat menampung kapasitas tabung yang lebih kecil yaitu 0,5-2 mL. Tetapi kecepatan yang dimiliki untuk jenis sentrifuge ini lebih tinggi dari general purpose centrifuge, berkisar di 0-14000 rpm.

  • Speciality Centrifuge

Sentrifuge jenis ini memiliki fungsi yang lebih spesifik dibandingkan dengan 2 jenis sentrifuge sebelumnya. Mikrohematokrit sentrifuge dan blood bank sentrifuge termasuk kedalam sentrifuge jenis ini. Sentrifge jenis in banyak digunakan dilaboratorium klinik darah.

  • Ultracentrifuge

Sentrifuge jenis ini biasanya berukuran lebih besar dibandingkan dengan sentrifuge jenis lainnya. Ultracentrifuge memiliki kecepatan yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis sentrifuge lainnya. Keceptannya bisa mencapai 50000 rpm. Sentrifuge jenis ini banyak digunakan di laboratorium penelitian.

sterilisasi menggunakan autoklaf

Sterilisasi dengan Autoklaf

Apa itu Sterilisasi

Sterilisasi adalah proses untuk memusnahkan atau menghilangkan segala jenis organisme yang hidup disuatu benda. Organisme hidup yang dimaksud disini adalah mikroorganisme yang termasuk didalamnya bakteri, protozoa, fungi, virus dan mycoplasma. Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai macam metode. Secara umum terdapat 2 metode yang dapat dilakukan untuk sterilisas, metode fisika dan metode kimia. Sterilisasi dengan metode fisika dapat dilakukan dengan cara pemanasan, radiasi dan filtrasi. Sedangkan sterilisasi dengan metode kimia dapat dilakukan dengan bahan-bahan kimia seperti Uap formaldehide atau
hydrogen peroksida dan Glutaraldehyde. Kali ini kita akan membahas lebih detail mengenai sterilisasi dengan metode pemanasan. Sterilisasi dengan metode pemanasan dapat di bagi menajdi 2, pemanasan kering dan pemanasan basah. Pemanasan kering dapat dilakukan dengan udara panas seperti di oven atau insinerator. Pemanasan basah dilakukan dengan uap air panas dengan tekanan tinggi. Pemanasan basah dapat dilakukan dengan menggunakan
autoklaf.

Strelisasi dengan Autoklaf

Autokaf adalah salah satu alat yang digunakan untuk sterilisasi dengan metode pemanasan basah. Autoklaf merupakan suatu alat yang berbentuk bejana dan dapat ditutup. Dalam proses sterilisasi alat ini akan dialiri dengan uap panas dan tekanan tinggi. Umumnya Autoklaf digunakan untuk sterilisasi peralatan laboratorium atau medis. Cara kerja alat ini dengan menggunakan udara panas dari uang air yang mencapai suhu 121°C dan tekanan yg berkisar di 2-4 atm dalam waktu 15-20 menit. Umumnya proses sterilisasi dengan menggunakan Autoklaf akan berlangsung sekitar 2 jam termasuk waktu untuk kenaikan suhu dan penurunan suhu. Sebelum menggunakan autoklaf, pastikan autoklaf sudah terisi dengan air sampai batas yang ditentukan. Air yang digunakan lebih baik air hasil destilasi. Saat sumber panas dinyalakan air dalam autoklaf akan mendidih. Uap yang dihasilkan dari air yang mendidih akan memenuhi ruang dalam autoklaf menggantikan udara yang ada sebelumnya. Lalu katup
udara akan ditutup sehinga tekanan dalan autoklaf akan naik. Saat tekanan dan suhu didalam autoklaf sudah tercapai proses sterilisasi akan berjalan sesuai dengan waktu yang sudah di tentukan. Setelah proses selesai sumber panas akan dimatikan sehingga tekanan dan suhu di dalam autoklaf turun.

 

Perbedaan deep freezer dan chest freezer

Perbedaan Deep Freezer dan Chest Freezer

Freezer sangat banyak digunakan oleh banyak kalangan. Freezer memiliki fungsi untuk mendinginkan serta membekukan berbagai macam hal di dalamnya. Freezer adalah tempat penyimpanan bahan makanan atau bahan lainnya yang membutuhkan suhu dingin. Suhu pada freezer dapat beragam bahkan bisa mencapai -80°C. Pemilihan range suhu untuk freezer dapat disesuaikan dengan bahan yang akan disimpan di dalam freezer. Freezer dapat digunakan untuk menyimpan bahan makanan atau dalam bidang medis untuk menyimpan sampel atau reagen.

Terdapat berbagai macam jenis freezer. Freezer dapat dibedakan melalui beberapa faktor
seperti :

  • Bentuk fisik dan posisi pintu
  • Kapasitas
  • Range suhu
  • Laju pergerakan es

 

Saat ini tersedia 2 macam tipe freezer yang sering temukan di pasaran yaitu Deep Freezer dan Chest Freezer. Apa yang membedakan deep freezer dan chest freezer?

Deep Freezer

Perbedaan pertama yang sangat terlihat adalah posisi dan cara membuka pintu freezer. Deep freezer memiliki pintu di depan, dibuka dari depan. Bentuk fisik dari freezer ini adalah meninggi atau merdiri tegak. Kita dapat memilih freezer dengan bentuk seperti ini jika tempat yang kita miliki terbatas, karena freezer ini tidak memerlukan banyak ruang. Dari segi kapasitas freezer jenis ini memiliki kelemahan dibandingkan dengan chest freezer. Umumnya deep freezer memiliki range kapasitas yang lebih kecil dibandingkan dengan chest freezer. Penataan untuk bagian dalam freezer juga berbeda karena memiliki bentuk yang berbeda. Range suhu yang dimiliki deep freezer beragam mulai dari -20°C, -40°C bahkan sampai -80°C. Stabiltas suhu untuk deep freezer lebih cepat mengalami kenaikan suhu jika pintu dibuka. Karena pada saat pintu dibuka, udara dingin dari freezer lebih mudah keluar disebabkan oleh bentuk freezer yang dibuka dari depan.

 

Chest Freezer

Jika deep freezer memiliki posisi pintu di depan, chest freezer memiliki pintu di bagian atas sehingga untuk membuka freezer ini pintu ditarik ke arah atas. Bentuk fisik dari freezer ini melebar ke samping. Sehingga ruang yang diperlukan untuk freezer ini pun lebih banyak dibandingkan dengan deep freezer. Dari segi kapasitas, chest freezer memiliki keunggulan. Pada umumnya freezer jenis ini memiliki range kapasitas yang lebih besar dibandingkan deep freezer. Tidak ada perbedaan dari segi range suhu. Range suhu yang dapat kita temui untuk chest freezer juga beragam mulai dari -20°C, -40°C bahkan sampai -80°C. Stabilitas suhu
untuk chest freezer lebih baik dibandingkan dengan deep freezer. Freezer ini dibuka dari atas, sehingga tidak banyak udara dingin yang keluar dari dalam freezer yang dapat menyebabkan kenaikan suhu yang signifikan.

seorang peneliti sedang melakukan ekstraksi

Apa yang Dimaksud dengan Ekstraksi?

Pengertian ekstraksi adalah pemisahan zat terlarut atau senyawa yang tercampur dalam suatu larutan berdasarkan perbedaan kelarutannya. Selain memahami pengertian ekstrasi, terdapat juga banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi proses ekstraksi yang perlu diketahui. Diantaranya bisa dilihat dari teknik ekstraksi yang akan digunakan, pelarut bahan yang akan diekstrak, serta ukuran partikel yang akan diekstrak dan temperatur udara. Metode ekstraksi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperi pada bidang makanan, farmasi, kimia serta bidang lainnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses ekstraksi, adalah:

  • Selektivitas, pelarut yang digunakan harus selektif untuk mengekstraksi zat-zat tertentu yang ingin diekstrak agar dapat menghasilnya hasi ekstraksi yang murni.
  • Pelarut yang digunakan harus memiliki kemampuan untuk melarutkan senyawa ekstraksi yang tinggi
  • Kemampuan tidak saling bercampur, pada ekstraksi cair, pelarut tidak boleh larut dalam bahan ekstraksi.
  • Kerapatan, Pelarut sebaiknya memiliki perbedaan kerapatan yang besar dengan bahan yang akan di ekstrak.
  • Pelarut jangan sampai menimbulkan perubahan pada komponen-komponen bahan ekstraksi. Tapi dalam kasus tertentu perubahan secara kimia diperlukan untuk mendapatkan selektivitas yang tinggi.
  • Titik didih dari pelarut dan bahan yang akan di ekstrak tidak boleh terlalu dekat karena proses pemisahan biasa dilakukan dengan cara penguapan, distilasi dan rektifikasi.
  • Sebaiknya pelarut yang akan digunakan tidak mudah terbakar, tidak korosif, tidak beracun, memiliki viskositas yang rendah, bukan merupakan emulsifier, serta memiliki kondisi stabil secara kimia maupun fisika.

 

Baca Juga: Tahapan dan Proses Ekstraksi DNA

 

Jenis-jenis Ekstraksi

Ekstraksi dengan pelarut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara dingin dan cara panas. Jenis-jenis ekstraksi tersebut sebagai berikut:

  1. Ekstraksi yang dilakukan secara dingin dapat dilakukan dengan berbagai macam metode. Yang termasuk dalam metode ini adalah metode Maserasi yang merupakan metode ekstraksi yang menggunakan teknik pemisahan dengan proses sederhana, di mana pelarut digunakan dan diaduk beberapa kali pada suhu kamar. Sedangkan Perkolasi adalah metode ekstraksi yang terjadi menggunakan pelarut dalam bahan yang akan diekstraksi. Metode soxhletasi atau okletation adalah ekstraksi dengan pelarut selalu baru dengan bantuan alat khusus dan pengadukan terus menerus. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
  2. Sedangkan ekstraksi secara panas juga dapat dilakukan dengan beberapa cara. Yaitu metode Refluks yang merupakan metode ekstraksi yang terjadi dengan pemanasan, sehingga titik didih tertentu tercapai. Metode ekstraksi Infus adalah ekstraksi dengan air sebagai pelarut saat dipanaskan. Dekok adalah proses infus yang hanya dilakukan dalam periode waktu yang lebih lama. Metode Destilasi uap, ekstraksi dengan penguapan. Sama seperti metode dingin, masing-masing metode ini juga memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Proses PCR

3 Tahap Proses PCR

Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah salah satu jenis eksperimen yang sudah sangat umum dilakukan dalam ranah biologi molekuler. Berdasar pada kemampuan DNA polymerase untuk mensintesis untai DNA baru dari  template yang tersedia, PCR banyak digunakan dalam analisis molekuler terutama untuk memperbanyak region (amplikon) yang diinginkan hingga mendeteksi adanya gen tertentu pada suatu sampel. Ada 3 tahapan proses PCR yang harus dilalui oleh sebuah sampel DNA. 3 prosesnya adalah seperti berikut ini.

Tahap Proses PCR

Penggunaan metode PCR diperlukan empat komponen utama, yakni (1) DNA cetakan, (2) oligonukleotida primer, (3) deosiribonukleotida trifosfat (dNTP) yang terdiri dari dATP, dCTP, dGTP, dTTP, dan (4) enzim polimerase yang digunakan untuk mengkatalis reaksi sintesis rantai DNA. PCR melibatkan banyak siklus yang masing-masing terdiri dari tiga tahap berurutan, yaitu pemisahan (denaturasi) rantai DNA templat, penempelan (annealing) pasangan primer pada DNA target dan pemanjangan (extension) primer atau reaksi polimerisasi yang dikatalisis oleh DNA polimerase.

Denaturasi

Ini adalah proses PCR yang melakukan pemisahan (denaturasi) rantai DNA templat. Selama proses denaturasi, DNA untai ganda akan membuka menjadi dua untai tunggal. Hal ini disebabkan karena suhu denaturasi yang tinggi menyebabkan putusnya ikatan hidrogen di antara basa-basa yang komplemen. Pada tahap ini, seluruh reaksi enzim tidak berjalan, misalnya reaksi polimerisasi pada siklus yang sebelumnya. Denaturasi biasanya dilakukan antara suhu 90 ˚C – 95 ˚C.

Penempelan primer

Proses selanjutnya adalah penempelan primer. Pada tahap penempelan primer (annealing), primer akan menuju daerah yang spesifik yang komplemen dengan urutan primer. Pada proses annealing ini, ikatan hidrogen akan terbentuk antara primer dengan urutan komplemen pada template. Proses ini biasanya dilakukan pada suhu 50 ˚C – 60 ˚C. Selanjutnya, DNA polymerase akan berikatan sehingga ikatan hidrogen tersebut akan menjadi sangat kuat dan tidak akan putus kembali apabila dilakukan reaksi polimerisasi selanjutnya, misalnya pada 72 ˚C.

Reaksi polimerisasi (extension)

Pada tahap PCR bernama extension ini terjadi proses pemanjangan untai baru DNA dari sampel, dimulai dari posisi primer yang telah menempel di urutan basa nukleotida DNA target akan bergerak dari ujung 5’ menuju ujung 3’ dari untai tunggal DNA. Proses pemanjangan atau pembacaan informasi DNA yang diinginkan sesuai dengan panjang urutan basa nukleotida yang ditargetkan. Pada setiap satu kilobase (1000bp) yang akan diamplifikasi memerlukan waktu 1 menit. Sedang bila kurang dari 500bp hanya 30 detik dan pada kisaran 500 tapi kurang dari 1kb perlu waktu 45 detik, namun apabila lebih dari 1kb akan memerlukan waktu 2 menit di setiap siklusnya.  Adapun temperatur ekstensi berkisar antara 70-72°C.

Salah satu jenis metode PCR adalah Real-time PCR.

Prinsip Kerja Real-Time PCR

Prinsip kerjanya didasarkan pada deteksi fluoresensi yang diproduksi oleh molekul reporter yang meningkat sejalan dengan berlangsungnya proses PCR. Hal ini terjadi karena akumulasi produk PCR pada tiap siklus amplifikasi. Molekul reporter dengan fluoresensi meliputi pewarna yang berikatan pada double-stranded DNA  atau menggunakan probe spesifik sekuens/sequence specific probes.

Instrumen Real-Time PCR bekerja berdasarkan prinsip PCR. Namun berbeda dengan instrument yang konvensional, dengan RT-PCR, kita dapat mengamati tahap penggandaan DNA target secara real-time dari satu PCR ke siklus selanjutnya tanpa perlu melakukan elektroforesis (agarose) untuk melihat hasilnya. RT-PCR (Real-Time Polymerase Chain Reaction) adalah teknik yang digunakan untuk mengendalikan DNA target dari suatu organisme yang bertujuan untuk mengetahui kualitas DNA target. RT-PCR juga dikenal sebagai quantitative PCR (qPCR). Jumlah produk PCR (DNA, cDNA atau RNA) yang relatif sedikit, dapat dihitung secara kuantitatif. Selain itu, instrumen ini juga dapat melihat kualitas DNA secara relative, ekspresi gen (kuantifikasi mRNA), deteksi keberadaan DNA target, menentukan jenis SNP (Single Nucleotide Polymorphism), Menentukan kurva Tm (Melting Curve), dan melakukan screening High Resolution Melting (HRM).

Analisis menggunakan Real time PCR memiliki sensitivitas tinggi dan lebih spesifik untuk produk PCR tertentu. Real Time PCR juga meliputi Real Time-RT PCR dimana PCR dilakukan secara Real Time menggunakan enzim Reverse Transcriptase secara langsung pada waktu bersamaan. Komponen utama Real Time PCR adalah thermal cycler (mesin PCR),  optical modul (pendeteksi fluoresensi selama reaksi) dan komputer (membaca dan memindahkan data fluoresensi ke layar monitor, serta dapat disimpan dalam berkas).

Nah itu dia sedikit informasi mengenai polymerase chain reaction. Jika Anda membutuhkan alat ini, silahkan kunjugi ibs.co.id Disini kami jual alat pcr dan berbagai peralatan bioanalitika lainnya. Tunggu apalagi, ayo kunjungi website kami.