prinsip kerja inkubator

Prinsip Kerja Inkubator Secara Umum

Inkubator adalah salah satu alat pengontrol inkubasi, baik itu untuk mengontrol temperatur, kelembapan, oksigen maupun karbondioksida di dalamnya. Alat ini seringkali digunakan untuk eksperimen kerja pada biologi dan mikrobiologi serta digunakan dalam kultur bakteri dan sel. Prinsip kerja inkubator secara sederhana ditunjukkan dalam sebuah kotak dengan pemanas serta pengontrol panas dengan suhu diatas 60 derajat celcius, namun ada pula inkubator dengan suhu yang lebih panas yakni diatas 100 derajat celcius.

Tak hanya itu, saat ini inkubator juga seringkali digunakan untuk bidang lainnya seperti bidang peternakan, contohnya untuk menetaskan telur unggas serta kesehatan, seperti inkubator bayi untuk bayi prematur. Pada umumnya, terdapat 4 prinsip kerja inkubator dasar yang dapat mempengaruhi hasil inkubasi yaitu temperatur, kelembaban, ventilasi dan kebersihan inkubator itu sendiri.

Jenis-jenis Inkubator di Pasaran

Pada dasarnya terdapat tiga macam inkubator yang beredar di pasaran sesuai dengan fungsinya yaitu inkubator bakteri dan mikrobiologi, inkubator unggas dan inkubator bayi.

Inkubator Bakteri dan Mikrobiologi

Pada inkubator bakteri dan mikrobiologi, suhu yang digunakan biasanya adalah sekitar 37 derajat celcius karena kebanyakan organisme sel mamalia dan bakteri akan tumbuh dengan baik pada suhu tersebut. Sedangkan, untuk organisme mikro yang digunakan untuk eksperimen di bidang biologi biasanya menggunakan suhu dengan temperatur 30 derajat celcius. Sedangkan, untuk proses kultivasi sel mamalia dengan kelembaban tinggi, biasanya digunakan inkubator dengan suhu rendah yang dapat mengontrol kelembaban serta karbon dioksida.

Prinsip kerja inkubator dalam bidang biologi adalah untuk menyediakan lingkungan yang tepat dalam proses pertumbuhan bakteri maupun mikroorganisme dalam kultur media tertentu. Temperatur yang digunakan dalam inkubator biologi biasanya konstan. Dalam kesehatan, inkubator biologi juga digunakan untuk mengidentifikasi mikroorganisme penyebab penyakit pasien. Sebagian sampel darah, sekresi, lendir, dahak, maupun sampel lainnya akan diletakkan di dalam kultur media untuk selanjutnya di inkubasi.

Inkubator Ternak

Inkubator ternak digunakan untuk menyimpan telur agar tetap hangat sebelum siap untuk menetas. Inkubator ternak di masa lampau menggunakan lampu dalam proses pemanasan, sedangkan inkubator modern saat ini menggunakan aliran listrik dalam prosesnya. Prinsip kerja inkubator ternak yakni telur yang akan ditetaskan harus berada dalam temperatur yang tepat agar proses metabolik embrio dapat berlangsung dengan semestinya. Telur harus dibolak-balik selama beberapa periode tertentu sehingga nutrisi pada putih telur bisa diserap secara maksimal oleh embrio.

Setelah itu, telur akan kehilangan kadar air melalui pori-pori cangkang telur, sehingga kelembapan di sekitar telur harus dikontrol agar proses inkubasi bisa berjalan secara sempurna. Selain itu, diperlukan asupan oksigen karena telur akan “bernafas” sehingga karbon dioksida harus dikeluarkan dalam inkubator. Telur juga rentan akan infeksi sehingga inkubator harus dijaga agar senantiasa bersih dan bebas dari bakteri.

Inkubator Bayi

Prinsip kerja inkubator bayi adalah dengan menghantarkan panas dari bola lampu yang terdapat pada bagian bawah inkubator. Udara panas dihantarkan melalui container dengan kadar air tertentu sehingga kelembapan akan bertambah. Udara yang hangat dan lembab ini akan disalurkan ke kompartemen bayi dengan thermostat sebagai pengontrol suhu. Jika suhu terlalu panas, maka bola lampu akan mati secara otomatis. Bayi akan dapat terlihat melalui plexiglass yang dapat dibuka pada bagian atas inkubator.

Inkubator bayi pada umumnya memiliki alat spesial yang dapat mengontrol kadar oksigen di dalam inkubator. Hal ini sangat penting karena kadar oksigen tiap bayi prematur berbeda-beda dan tergantung kepada penyakit tertentu yang diderita oleh bayi tersebut. Selain pengontrol oksigen dan suhu, inkubator bayi juga biasanya dilengkapi dengan pengontrol kelembaban.

Itulah prinsip kerja inkubator secara umum. Anda bisa mendapatkan inkubator melalui website ibs.co.id dari Infiniti Bioanalituka Solusindo (IBS). IBS menyediakan CO2 inkubator galaxy yang dapat digunakan di laboratorium dengan kapasitas medium 48 liter dan desinfeksi suhu tinggi serta desain tanpa kipas. Ada pula inkubator The New Brunswick S41i yakni inkubator CO2 yang memiliki shaker Eppendorf sehingga dapat menyediakan lingkungan ideal untuk pertumbuhan sel mamalia maupun kultur. Selain itu, Anda juga bisa membeli berbagai jenis inkubator New Brunswick yang tentunya dapat Anda pilih sesuai kebutuhan!

prinsip kerja centrifuge

Ketahui Prinsip Kerja Centrifuge dan Fungsinya di Laboratorium

Pada setiap laboratorium kimia dan biologi, centrifuge adalah alat yang paling sering ditemukan karena fungsinya yang penting. Centrifuge digunakan untuk memisahkan partikel organel yang larut sehingga membentuk endapan yang terpisah berdasarkan perbedaan massa jenis dari partikel pembentuk larutan tersebut. Terdapat tiga komponen utama dari centrifuge yaitu rotor, drive shaft dan motor.

Rotor adalah bagian tempat meletakkan tabung, botol maupun wadah berisi larutan yang akan melalui proses sentrifugasi. Sedangkan, drive shaft adalah sisi yang menopang rotor dan tersambung dengan motor yang merupakan alat yang memiliki kontrol untuk menyalakan rotor. Beberapa jenis centrifuge juga ada yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk mencegah kerusakan sampel biologi yang akan diproses. Berikut prinsip kerja centrifuge serta fungsinya di laboratorium.

Prinsip Kerja Centrifuge

Prinsip kerja centrifuge adalah dengan memisahkan partikel yang terkandung di dalam suatu larutan menurut ukuran, bentuk, kerapatan molekul, viskositas dari medium tersebut serta kecepatan rotor. Centrifuge memanfaatkan gaya sentrifugal, yakni gaya putar yang menjauhi pusat lingkaran sehingga pada suatu cairan, partikel yang lebih besar akan secara otomatis menjauh, sedangkan partikel yang lebih kecil akan berkumpul dan membentuk endapan di bagian tengah cairan.

Semakin besar perbedaan kerapatan antara partikel larutan, maka akan semakin cepat pergerakannya. Sedangkan, partikel dengan kerapatan yang lebih besar akan terkumpul di dasar membentuk sedimentasi, terpisah dari partikel dengan kerapatan yang lebih rendah yang akan mengapung di atasnya.

 

Baca Juga: Cara Menggunakan Centrifuge

Tipe Kerja Centrifuge

Terdapat berbagai tipe kerja centrifuge yang dibagi menurut kecepatan yang dihasilkan, yaitu:

1. Low-Speed Centrifuge

Prinsip kerja centrifuge ini adalah dengan memutar larutan dengan kecepatan sedang yang digunakan untuk sedimentasi partikel berat, dengan kecepatan maksimum sekitar 4000 hingga 5000 putaran per menit. Selain itu, low-speed centrifuge biasanya memiliki suhu ruang dan tidak dilengkapi dengan pengontrol suhu. Terdapat dua tipe rotor yang digunakan yakni fixed angle dan swinging bucket. Centrifuge tipe ini umumnya digunakan untuk memisahkan sel darah merah sehingga plasma dan serum akan terpisah sesuai kerapatannya.

2. High Speed Centrifuge

Prinsip kerja centrifuge tipe ini adalah dengan memutar larutan berkecepatan tinggi dan biasanya digunakan untuk proses biokimia yang lebih kompleks. Centrifuge tipe ini biasanya juga dilengkapi dengan pengontrol suhu rotor sehingga temperature rotor tidak akan merusak larutan di dalamnya. Kecepatan yang dihasilkan oleh centrifuge jenis ini dapat mencapat 15 ribu hingga 20 ribu putaran per menit. Terdapat tiga macam rotor yang tersedia yakni fixed angle, swinging bucket dan vertical rotors yang berbentuk mendatar.

3. Ultracentrifuges

Seperti namanya, prinsip kerja dari ultracentrifuge adalah untuk memutar larutan dengan kecepatan yang amat tinggi yakni dengan kecepatan maksimum mencapai 65 ribu putaran per menit. Karena kecepatannya yang amat tinggi, centrifuge jenis ini juga disertai dengan pengatur suhu serupa kulkas dan vacuum yang dapat mengontrol suhu di dalam rotor agar tetap normal. Selain itu, centrifuge jenis ini biasanya digunakan untuk proses biokimia sel atau preparat berukuran sangat kecil seperti virus, protein, lipoprotein, DNA dan RNA.

4. Fungsi Sentifugrasi

Terdapat beragam jenis fungsi sentrifugrasi dalam berbagai bidang kehidupan. Dengan prinsip kerja centrifuge untuk memisahkan larutan, maka fungsi utama dari centrifuge adalah untuk memisahkan kandungan yang ada di dalam suatu larutan tertentu. Dalam bidang biologi dan makanan, centrifuge digunakan untuk purifikasi atau pemurnian sel mamalia, memisahkan lemak dari dalam susu untuk memproduksi susu skim, serta stabilisasi wine.

Tidak hanya itu, centrifuge juga sangat bermanfaat bagi dunia kesehatan yakni untuk memisahkan komponen urine serta darah untuk keperluan diagnose suatu penyakit serta proses forensic. Centrifuge juga dapat digunakan untuk memisahkan plasma dan serum dari sel darah merah yang kemudian akan digunakan untuk perawatan kecantikan.

Itulah prinsip kerja centrifuge serta fungsinya di laboratorium yang harus Anda ketahui. Infiniti Bionalaitika Solusindo (IBS) menyediakan berbagai macam centrifuge mulai dari Microcentrifuge, multi-purpose bench top centrifuge hingga centrifugal vacuum concentrator. Untuk keterangan lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi ibs.co.id untuk mendapatkan informasi tentang centrifuge yang lengkap sesuai kebutuhan Anda!

rumus viskositas

Ketahui Lebih Banyak Manfaat Rumus Viskositas

Viskositas atau kekentalan zat adalah tingkat daya tahan yang dimiliki oleh suatu fluida atau zat cair dan dihasilkan dari tegangan geser antara molekul air yang terkandung dalam zat cair tersebut. Besaran energi laju aliran dari suatu zat cair dapat ditentukan melalui materi viskositas atau kekentalan zat cair. Dibawah ini kamu akan temukan lebih lanjut mengenai rumus viskositas dan manfaatnya.

Terdapat dua macam viskositas fluida yakni viskositas untuk fluida newton dan non-newtonian. Pada viskositas newton, cairan Newtonian memiliki viskositas yang konstan karena adanya hambatan yang besar saat meningkatkan gaya. Cairan Newtonian akan tetap bertindak seperti cairan dan tidak bergantung pada berapa banyak gaya yang dimasukkan. Sedangkan, cairan non-newtonian memiliki viskositas yang tidak konstan dan bergantung kepada gaya yang diterima lapisan fluida tersebut. Contoh dari cairan viskositas non-newtonian adalah slime dan pasir magnet yang konsistensinya dapat berubah-ubah.

Pengertian Viskositas

Seperti yang sudah disebutkan di atas, pengertian viskositas merupakan suatu tingkat daya tahan yang dimiliki oleh suatu fluida atau zat cair. Viskositas sendiri dapat dihasilkan dari tegangan geser antara molekul air yang terkandung dalam zat cair tersebut. Dari pengertian viskositas tersebut, kita juga mengetahui bahwa saat ini terdapat dua jenis viskositas fluida. Setelah membahas mengenai pengertian viskositas, kita akan membahas mengenai kedua jenis viskonitas tersebut di bawah ini:

Viskositas atau Kekentalan Zat Cair Fluida Newton (Dinamis/Mutlak / Absolut)

Viskositas zat cair atau kekentalan zat cair absolut (koefisien viskositas mutlak) ini merupakan sebuah ukuran resistensi ineternal. Viskositas dinamis ini ialah gaya tangensial per satuan luas yang dibutuhkan supaya bisa atau dapat memindahkan suatu bidang horisontal itu ke sebuah bidang lainnya, di dalam unit velositas (velocity), pada saat mempertahankan jarak di dalam sebuah cairan.

Hukum Newton berbunyi:, bahwa tegangan geser di dalam suatu cairan sebanding yakni dengan laju perubahan kecepatan normal aliran, laju kecepatan tersebut disebut yakni sebagai gradien kecepatan.

Rumus Viskositas Dinamis :

T = µ (dc / dy)

Keterangan :

T = Tegangan geser (N/m2)

µ = Viskositas dinamis (Ns/m2)

dc = satuan kecepatan (m/s)

dy = satuan jarak antara (m).

Rumus tersebut ini juga sering disebut sebagai hukum Newton.

Di dalam sistem SI satuan viskositas dinamis satuannya yaitu (Ns/m2, Pa s atau kg/(ms), yang mana :

1Pa s = 1Ns/m2 = 1kg/(ms)

Apabila dinyatakan kedalam satuan metrik sistem CGS (centimeter, gram, seconds / detik) yaitu : g/(cm s), dyne s/cm2 atau centipoise (cP), maka:

1 centipoise=1dyne s/cm2=1g/(cm s)=1/10 Pa s=1/10 Ns/m2

Untuk pemakaian poise di viskostatis maka kemudian akan menghasilkan angka yang terlalu besar sehingga kemudian sering dibagi dengan angka 100 yakni di dalam centipoise (cP), ini menjadi:

1P = 100cP

1cP=0,01 poise=0,01g/(cm s)=0,001Pascal=1miliPascal=0,001Ns/m2

Rumus Viskositas & Fluida Viskositas Fisika

Rumus Viskositas Fisika

Koefisien viskositas atau kekentalan tersebut di lambangkan dengan η. Viskositas atau kekentalan tersebut ialah suatu fungsi dari besaran turunan dari percepatan (V) serta tekanan (P) dan juga panjang diameter (D). Selain dari itu supaya hubungan fungsi serta variabelnya tersebut nampak jelas maka kemudian haruslah terdapat Konstanta (k). Jadi rumus viskositas atau kekentalan itu diantaranya :

η = k x p x D /V

Keterangan:

η : Koefisien Viskositas

k : Konstanta

P : Tekanan

D : Diameter

V : Kecepatan

Rumus Fluida Viskositas

F = η A x v /L

Keterangan:

F : Gaya (N)

A : Luas Keping yang bersentuhan yakni dengan Fluida (m²)

v : Kelajuan Fluida

L : Jarak antar Keping

η : Koefisien Viskositas (Kg)

Besarnya gaya (F) yang kemudian dibutuhkan untuk dapat atau bisa menggerakan suatu lapisan fluida tersebut ditentukan oleh kelajuan tetap (v) yakni untuk luas keping yang telah atau sudah bersentuhan dengan fluida (A) serta berjarak (L) dari keping yang diam. Selain dari itu, nilai koefisien viskositas tersebut dapat atau bisa berubah sesuai dengan perubahan temperatur serta juga apabila temperatur atau juga suhu naik maka viskositas di dalam zat cair akan turun serta di dalam gas itu akan naik serta begitu sebaliknya.

Faktor yang Mempengaruhi Viskositas

Contoh faktor yang mempengaruhi viskositas, diantaranya yakni tekanan. Zat cair viskositas akan naik seiring dengan kenaikan tekanan dari zat cair viskositas tersebut. Suhu juga dapat mempengaruhi viskositas atau tekanan pada zat cair, karena jika suhu naik maka viskositas cairan akan turun. Sebaliknya, gas viskositas akan naik jika suhu juga naik. Kehadiran zat lain juga dapat mempengaruhi viskositas suatu zat, seperti penambahan suspensi.

Baca Juga : Viskositas: Definisi, Pengaruh, dan Contohnya

Kekuatan antar molekul zat cair juga dapat mempengaruhi viskositas cairan, karena viskositas zat cair akan naik seiring dengan naiknya ikatan hidrogen pada cairan tersebut. Berat molekul, ukuran dan konsentrasi larutan juga dapat mempengaruhi viskositas dinamis. Semakin tinggi berat molekul, semakin tinggi pula viskositasnya. Begitu pula dengan konsentrasi larutan, karena secara kuantitatif partikel yang larut, maka gesekan antar partikel akan semakin tinggi sehingga viskositas juga akan naik, itulah contoh soal viskositas.

Manfaat Rumus Viskositas dalam Kehidupan

1. Proses Produksi Makanan

Rumus viskositas sangat berarti dalam produksi makanan karena viskositas digunakan hampir di setiap proses produksi. Ketika temperature ditambah, maka kekentalan makanan pun akan meningkat, begitupun sebaliknya dan hal tersebut mengacu kepada zat tepung serta glukosa yang ada dalam makanan tersebut.

Viskositas antara saus, mayones dan sup tentu berbeda, sehingga pengkuran temperature viskositas sangat diperlukan untuk menghasilkan konsistensi makanan yang tepat. Viskositas juga bermanfaat dalam proses quality control, karena viskositas dapat memisahkan antara zat makanan yang berkualitas maupun tidak.

2. Pelumasan Kendaraan

Rumus viskositas juga sangat berguna dalam proses pelumasan kendaraan, karena viskositas oli dapat mempengaruhi suhu silinder, gear dan mesin kendaraan Anda serta mempengaruhi gesekan di dalam mesin. Viskositas pada pelumas kendaraan dihitung dengan satuan viskositas kinematik yang dihitung melalui perbandingan antara waktu tempuh dan jarak yang ditempuh dalam tabung viskometer kapiler.

Itulah mengapa, beberapa minyak pelumas dapat meluncur lebih lancar saat temperature panas, dan ada pula minyak pelumas yang bekerja lebih baik saat kondisi cuaca dingin. Ada pula minyak pelumas dengan kemampuan resistance (viscosity index) yang tinggi karena tahan dari perubahan temperature. Minyak pelumas dengan viscosity index yang tinggi akan lebih hemat dalam penggunaan oli serta dapat menghemat konsumsi dari bahan bakar kendaraan tersebut untuk kecepatan terminal.

3. Kesehatan

Dalam dunia kesehatan, rumus viskositas sangat diperlukan untuk mengukur kekentalan darah yang dipengaruhi oleh viskositas plasma dan hematrocrit. Kekentalan darah dapat mendeteksi beragam penyakit. Misalnya, pada pasien yang memiliki penyakit kardiovaskular akut seperti stroke dan serangan jantung, viskositas plasma akan lebih tinggi. Selain itu, anemia, epidemi postmenopause, serta penyakit lainnya juga dapat dideteksi dengan viskositas.

4. Infustri Manufaktur

Dalam industri manufaktur, viskositas sangat berperan dalam pengukuran kekentalan pelumas yang akan digunakan dalam mesin. Jika pelumas memiliki viskositas yang terlalu tinggi, maka pelumas bisa menyumbat mesin sehingga menghambat proses manufaktur. Sedangkan, jika pelumas memiliki viskositas yang terlalu rendah, maka komponen manufaktur malah akan mendapatkan perlindungan yang terlalu sedikit saat bergerak.

Itulah manfaat dari viskositas dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengukuran viskositas, Anda bisa menggunakan viscometer yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair dengan instan. Infiniti Bioanalitika Solusindo (IBS) menyediakan viscometer automatic yang bisa Anda gunakan untuk mengukur viskositas dengan akurat. Anda bisa mengunjungi website ibs.co.id untuk keterangan lebih lanjut.

centrifuge adalah

Kenali Centrifuge, Alat Pemisah Partikel

Centrifuge adalah alat pada laboratorium yang digunakan untuk memisahkan partikel organel. Hasil dari pemisahan centrifuge ditunjukkan dalam pengendapan atau sedimentasi karena perbedaan massa jenis larutan. Centrifuge dilakukan dengan cara menempatkan suatu objek yang akan dipisahkan ke dalam rotor dan memanfaatkan gaya tegak lurus terhadap sumbu spin. Jika perputaran semakin cepat, maka sedimentasi atau pengendapan yang terbentuk akan semakin banyak.

Cara Kerja Centrifuge

Bayangkan jika terdapat cairan yang terdiri dari campuran beberapa jenis zat larutan, biasanya cairan ini akan membentuk sedimentasi atau pengendapan pada permukaan cairan dengan berat jenis massa yang lebih rendah berada di bagian paling atas. Namun, proses ini bisa berlangsung selama berjam-jam. Dengan centrifuge, proses ini akan dipercepat dengan cara memutar cairan dengan kecepatan amat tinggi. Partikel yang lebih besar akan secara otomatis menjauh, sedangkan partikel yang lebih kecil akan berkumpul dan membentuk endapan di bagian tengah cairan.

Gaya Sentrifugal

Centrifuge menggunakan prinsip gaya sentrifugal dalam prosesnya, yakni efek semu yang timbul saat benda melakukan gerakan secara melingkar sehingga benda tersebut akan menjauh dari pusat lingkaran. Gaya sentrifugal serupa dengan gaya sentripetal namun memiliki arah yang berbeda. Pada gaya sentripetal, benda akan mendekati pusat lingkaran, sedangkan pada sentrifugal benda akan menjauhi pusat lingkaran.

Jenis Rotor Centrifuge

Terdapat dua jenis rotor dalam centrifuge yakni fixed dan swing out. Pada centrifuge fixed, tabung akan melekat di dalam rotor secara permanen dengan tingkat kemiringan 45 derajat sehingga pengendapan yang terbentuk memiliki kemiringan. Sedangkan, centrifuge swing out memiliki tabung yang melekat pada rotor sehingga tabung akan bergerak secara mendatar mengikuti rotor.

Jika dibandingkan, kecepatan putaran pada centrifuge fixed lebih besar dibanding centrifuge swing out. Namun, hasil dari pengendapan centrifuge swing out berbentuk mendatar sehingga partikel tidak akan mudah terurai saat dikeluarkan dari tube, berbeda dengan centrifuge fixed dengan cairan yang rentan untuk terurai kembali.

Fungsi Centrifuge

Terdapat banyak sekali fungsi dari centrifuge. Pada bidang kesehatan, fungsi centrifuge adalah untuk memisahkan partikel sel darah untuk memperoleh plasma darah maupun serum. Sedangkan, dalam bidang biologi, centrifuge digunakan untuk mendapatkan elemen berkonsentrasi tinggi untuk pemeriksaan kimia ataupun mikroskopik. Centrifuge juga bisa digunakan untuk memisahkan komponen lipid dan memisahkan protein dalam kimia.

 

Baca Juga: Ketahui Prinsip Kerja Centrifuge dan Fungsinya

Kategori Centrifuge Berdasarkan Fungsinya

Selain jenis rotor, centrifuge juga dibedakan berdasarkan fungsinya yaitu:

Benchtop

Benchtop centrifuge adalah salah satu jenis centrifuge yang lazim digunakan dalam berbagai bidang dengan kecepatan yang beragam. Terdapat beberapa jenis benchtop centrifuge yakni swinging bucket, fixed angle dan continuous flow.

Refrigerated

Seperti namanya, refrigerated benchtop centrifuge digunakan untuk proses sentrifugasi yang sensitif terhadap suhu seperti sel hidup, sel hewan maupun sel protein. Kecepatan dari centrifuge ini beragam dan dapat menampung berbagai volume, mulai dari milliliter hingga beberapa liter.

Clinical Benchtop

Clinical benchtop centrifuge adalah jenis centrifuge dengan kecepatan putar yang rendah dan digunakan untuk pemisahan komponen sel darah putih seperti serum, plasma, buffy coat, hingga pemisahan sel darah merah dan untuk pemisahan cairan tubuh lainnya. Centrifuge ini biasanya memiliki ukuran yang sama dengan ukuran tabung penampung darah.

Microcentrifuges

Microcentrifuges seringkali ditemukan pada laboratorium untuk menampung tabung dengan volume yang amat kecil dibawah 3 mililiter. Terdapat beberapa jenis microcentrifuges di pasaran dengan pilihan pengatur temperatur dan kecepatan putaran yang beragam.

Vacuum

Berbeda dari beberapa jenis centrifuges diatas, vacuum centrifuge adalah centrifuge dengan menggunakan gaya sentrifugal, temperatur dan udara untuk menghilangkan larutan tertentu dalam suatu sampel. Centrifuge ini biasanya digunakan untuk proses pemurnian atau persiapan suatu sampel seperti cairan nucleus, peptide, protein, dan proses evaporasi dari zat tertentu.

Itulah pengertian tentang centrifuge, bagaimana cara kerja serta jenis-jenis centrifuge yang digunakan dalam berbagai macam bidang. Infiniti Bioanalitika Solusindo (IBS) menyediakan berbagai macam centrifuge mulai dari Microcentrifuge, multi-purpose bench top centrifuge hingga centrifugal vacuum concentrator. Untuk keterangan lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi ibs.co.id untuk mendapatkan informasi tentang centrifuge yang lengkap sesuai kebutuhan Anda!

biologi molekuler

Biologi Molekuler Pengertian dan Prosesnya

Biologi merupakan ilmu yang mempunyai banyak cabang ilmu. Salah satu cabang ilmu dari biologi adalah biologi molekuler. Simak ulasannya di bawah ini.

Apa Itu Biologi Molekuler

Biologi molekuler adalah salah satu cabang ilmu dari Biologi murni. Studi ini, mempelajari mengenai fungsi dan juga organisasi jasad hidup atau organisme. Organisasi jasad hidup tersebut diteliti dari struktur dan juga regulasi molecular dari unsur penyusunnya. Selain itu, hal tersebut juga merupakan sebuah pengkajian tentang kehidupan organisme pada skala molekul.

Biologi molekuler juga dikenal sebagai ilmu yang berkaitan dengan dunia biomolekul seperti RNA, DNA, sintesis protein serta molekul.

Terdapat dua kelompok makhluk hidup yang dijadikan objek penelitian biologi molekuler. 2 kelompok tersebut meliputi organisme uniseluler dan juga organisme seluler.

Organisme uniseluler merupakan organisme yang meliputi virus, viroid dan prion. Sedangkan organisme seluler merupakan organisme yang terdiri dari susunan unit yang dikenal dengan sebutan sel.

Sel di dalam organisme seluler memiliki unsur subselular serta organel yang mempunyai kesatuan holistik. Contoh organisme yang masuk dalam organisme seluler yaitu jamur, manusia, hewan, tumbuhan dan juga bakteri.

Proses Biologi Molekuler

Salah satu contoh proses menggunakan biologi molekuler yaitu untuk DNA. Berikut ini proses kerjanya.

  • Potongan DNA protein ditransplantasikan ke plasmid. Plasmid merupakan DNA sirkuler yang sering dijumpai di bakteri.
  • Setelah itu, plasmid yang sudah diberi potongan DNA protein tersebut dimasukkan ke dalam sel hewan maupun ke dalam sel bakteri.
  • Proses memasukkan plasmid DNA tersebut menggunakan transformasi.
  • Kemudian setelah proses memasukkan plasmid DNA ke sel selesai, protein yang ada di dalam DNA bisa diekspresikan oleh sel tersebut.
  • Kemudian akan dilakukan beberapa cara untuk bisa mendapatkan protein dalam jumlah besar dalam sel tersebut. Cara yang dilakukan seperti specific cell – signaling factor dan juga inducible promoter. protein yang sudah didapat kemudian bisa langsung diekstrak dari eukaryote.

Metode Biologi Molekuler

Biologi molekuler dapat dipelajari dengan beberapa metode. Berikut ini metode-metode yang digunakan untuk melakukan studi pada biologi molekuler :

1. Radioisotop

Metode pertama yang digunakan dalam studi ini adalah radioisotop. Isotope merupakan elemen-elemen kimia yang memiliki proton dengan jumlah yang sama dalam inti atom. Akan tetapi jumlah massa atom antara neutron dan proton berbeda.

Beberapa isotop memiliki sifat yang labil. Sifat labil tersebut membuat isotop mengalami peluruhan mendadak. Bahkan kadang-kadang perubahan tersebut diikuti dengan penyebaran radiasi elektromagnetik.

Atom-atom yang mempunyai sifat tersebut yang dikenal dengan sebutan radioisotop. Radioisotop mempunyai fungsi untuk mendeteksi hasil dari reaksi kimia yang terdiri dari autoradiografi. Tidak hanya itu saja, radioisotop juga digunakan dalam penggunaan alat seperti scintillation counter atau Geiger-Muller counter.

2. Sentrifugasi

Metode kedua yang terdapat dalam studi ini adalah sentrifugasi. Sentrifugasi sering digunakan untuk melakukan pemisahan atau fraksinasi organel maupun sel.

Sentrifugasi juga sering digunakan untuk melakukan pemisahan terhadap molekuler. Sentrifugasi mempunyai prinsip yang berdasar pada fenomena dimana partikel yang tersuspensi pada suatu tabung akan langsung mengendap di dasar tabung.

Proses mengendapnya partikel ke dasar tabung disebabkan oleh pengaruh gravitasi. Kecepatan proses endapan dapat diatur dengan menggunakan alat centrifuge. Cara menggunakan alat centrifuge yaitu dengan memutarnya dalam kecepatan yang tinggi.

3. Elektroforesis

Lalu metode terakhir yang terdapat di dalam studi biologi molekuler adalah elektroforesis. Elektroforesis adalah metode untuk memisahkan molecular cellular.

Pemisahan tersebut berdasarkan dengan ukurannya. Untuk melakukan proses pemisahan tersebut menggunakan medan listrik. Medan listrik tersebut dialirkan di suatu medium yang terdapat kandungan sampel molecular selular yang akan dilakukan pemisahan. Teknik elektroforesis ini sering digunakan untuk melakukan analisis terhadap RNA, DNA hingga analisis protein.

 

Demikian informasi mengenai pengertian, cara kerja hingga metode yang digunakan di dalam studi biologi molekuler. Dengan informasi ini, Anda yang bekerja di bidang dalam dunia biologi dapat mengetahui lebih mengenai studi ini. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda.