fungsi termometer laboratorium

Apa Saja Fungsi Termometer Laboratorium?

Fungsi termometer laboratorium memiliki fungsi yang berbeda dengan termometer klinis yang biasa digunakan di rumah sakit. Termometer merupakan alat pengukur suhu dengan satuan yang umum digunakan yaitu Celcius (°C), Kelvin (K), dan Fahrenheit  (°F). Termometer memiliki bentuk memanjang yang dilengkapi dengan angka-angka yang menunjukkan skala suhu. Lalu, apa saja fungsi termometer laboratorium? Anda dapat menemukan penjelasan mengenai fungsi termometer laboratorium pada artikel ini beserta dengan jenis-jenisnya.

Fungsi Termometer Laboratorium dan Karakteristiknya

Termometer yang biasa berfungsi untuk mengukur suhu tubuh manusia adalah jenis termometer klinis. Sedangkan termometer laboratorium berfungsi untuk mengukur titik didih atau titik beku dalam sebuah penelitian. Sebuah termometer laboratorium mempunyai skala suhu yang luas yaitu berkisar antara -10°C hingga 110°C dibandingkan dengan termometer klinis yang hanya mempunyai skala dari 35°C hingga 42°C. Biasanya, termometer laboratorium menggunakan zat cair raksa atau alkohol yang terdapat di dalam sebuah pipa kapiler yang dilindungi oleh tabung atau dinding termometer.

Baca Juga : Kenali Berbagai Alat Alat Laboratorium Beserta Fungsinya

Jenis-jenis Termometer Laboratorium

Dalam penggunaannya, termometer mempunyai beberapa jenis yaitu sebagai berikut:

1. Infrared

Termometer infrared ini digunakan untuk mengukur suhu dari jarak jauh atau hanya sebatas permukaannya saja. Termometer ini terdiri dari lensa yang berfokus untuk membawa energi infrared ke detektor. Nantinya, detektor akan mengubah infrared menjadi sinyal listrik yang selanjutkan akan ditampilkan dalam satuan suhu.Termometer ini mulai banyak digunakan dalam masa COVId-19 atau yang dikenal dengan thermogun sehingga dapat mengecek suhu seseorang dari jarak jauh.

2. Liquid-in-Glass

Termometer jenis ini merupakan termometer yang paling sering digunakan dalam laboratorium. Termometer laboratorium memiliki bentuk seperti batangan yang panjang dengan bohlam perak di bagian bawahnya. Warna perak yang ada di dalam bohlam, tersebut adalah merkuri yang dapat memuai ketika terjadi peningkatan suhu dan juga dapat menyusut bila terjadi penurunan suhu. 

3. Strip Bimetallic

Termometer jenis strip bimetallic terbuat dari dua logam yang diikat menjadi satu. Biasanya, termometer ini digunakan untuk mengontrol suhu sehingga sangat cocok untuk digunakan dalam penelitian yang membutuhkan perhitungan zat atau benda bersuhu tinggi dengan akurat.

Cara kerja termometer ini adalah ketika suhu naik, strip bimetallic akan melengkung ke arah logam yang memiliki koefisien suhu yang rendah dan sebaliknya, ketika suhu turun maka strip bimetallic akan melengkung ke arah logam dengan koefisien suhu yang tinggi.

4. Thermistor

Thermistor merupakan perpaduan antara termal dan resistor dan merupakan jenis termometer elektronik. Oleh karena itu, termometer ini mampu mengukur perubahan hambatan listrik dan mengubahnya menjadi perubahan suhu. 

Cara Menggunakan Termometer Laboratorium

Termometer laboratorium mempunyai cara penggunaan yang tentunya berbeda dari termometer klinis. Adapun cara yang perlu diperhatikan dalam menggunakan termometer adalah:

  1. Termometer harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan dari sisa-sisa zat kimia lain. Bila masih ada sisa-sisa zat kimia yang menempel pada termometer, maka akan menimbulkan kontaminasi yang menyebabkan kerusakan pada zat yang akan diukur.
  2. Pastikan ujung bawah termometer atau bagian sensor tidak menyentuh dasar dari wadah yang digunakan untuk meletakkan zat yang akan diukur.
  3. Hindari menyentuh termometer secara langsung menggunakan tangan karena tangan memiliki suhu panas yang dapat berpengaruh terhadap hasil pengukuran termometer.

Itulah beberapa informasi seputar fungsi dan juga jenis-jenis termometer laboratorium yang penting untuk Anda ketahui. Silakan kunjungi website IBS untuk mendapatkan produk termometer yang Anda butuhkan untuk penelitian laboratorium dan cek bagian deskripsi produk untuk mengetahui fungsi termometer laboratorium secara lebih rinci.

fungsi jas laboratorium

7 Fungsi Jas Laboratorium yang Wajib Digunakan

Ada berbagai fungsi jas laboratorium yang memang wajib digunakan. Ketika berada di dalam ruang laboratorium, maka ada berbagai alat keselamatan yang harus dipakai. Namun di antara semua yang ada, jas laboratorium menjadi poin utama. Bahkan menjadi pakaian yang pasti Anda lihat ketika memperhatikan para peneliti di dalam laboratorium. Sebenarnya apa fungsi dari jas laboratorium? Berikut penjelasan lengkapnya.

Ragam Fungsi Jas Laboratorium

Total ada tujuh fungsi jas laboratorium yang dapat dirasakan ketika menggunakannya. Masing-masing fungsi ini berguna untuk seluruh jenis laboratorium, seperti lab kesehatan, lab kimia, lab biologi, lab fisika, lab ilmu gizi, lab pangan, lab perikanan, hingga lab pertanian. 

1. Melindungi dari Cairan Kimia

Fungsi pertama jas laboratorium adalah melindungi diri dari cairan kimia. Di dalam laboratorium terdapat banyak bahan kimia yang bisa berbahaya jika terkena tubuh. Dengan mengenakan jas laboratorium, maka bahan-bahan berbahaya itu tidak langsung mengenai kulit jika tumpah atau terpercik.

2. Mencegah Masalah Kontaminasi

Kontaminasi silang menjadi salah satu sumber bahaya ketika bekerja dari laboratorium. Dengan jas laboratorium, maka masalah kontaminasi silang, baik dari luar ke laboratorium atau dari laboratorium ke luar bisa dicegah sejak dini.

Baca Juga : Inilah Fungsi Inkubator Mikrobiologi di Laboratorium

3. Menghindari Noda di Pakaian

Fungsi lain dari jas laboratorium adalah menghindari noda di pakaian. Ketika bahan kimia terkena baju, maka bisa meninggalkan bekas noda. Bahkan bekas noda itu bisa saja tidak hilang walau sudah dicuci dengan benar. Daripada pakaian Anda rusak, jas laboratorium bisa mencegah masalah ini.

4. Menghindari Percikan Api

Jika Anda memperhatikan, jas laboratorium selalu terlihat longgar, panjang, dan mudah untuk dilepas serta digunakan. Desain ini diberikan bukan karena untuk digunakan oleh berbagai ukuran tubuh, tetapi agar mudah dilepaskan jika terkena percikan api pada kemudian hari.

5. Menjaga Profesionalisme

Di dalam laboratorium perlu sekali untuk menjaga profesionalisme. Bukan berarti karena bekerja di laboratorium, maka tidak ada etika di dalamnya. Salah satu bagian penting dalam menjaga profesionalisme di laboratorium adalah menggunakan jas tersebut. Hal ini membuat semua orang di dalam laboratorium memiliki kewajiban yang sama untuk memakai jas.

6. Memudahkan Aktivitas di Laboratorium

Fungsi terakhir dari penggunaan jas di dalam laboratorium adalah memudahkan aktivitas selama bekerja di sana. Tidak ada rasa takut terkontaminasi atau terkena percikan bahan kimia ketika harus bekerja di dalam laboratorium. Hal-hal itu seperti dapat terminimalisir sehingga membuat semua orang yang bekerja bisa melakukan tugasnya dengan nyaman dan merasa aman.

7. Menjadi Bagian dari Alat Keselamatan Laboratorium

Pada dasarnya, jas menjadi salah satu bagian dari alat keselamatan laboratorium. Sebenarnya ada dua jenis jas laboratorium, yaitu jas yang sekali pakai dan jas berkali-kali pakai. Penggunaannya sendiri juga berbeda. Jas lab sekali pakai digunakan untuk laboratorium hewan dan biologi. Untuk jas berkali-kali pakai, biasanya digunakan untuk laboratorium kimia. 

Selain jas, masih ada beberapa alat keselamatan laboratorium, yakni kacamata, sepatu, pelindung muka, masker gas, sarung tangan, pelindung telinga, pembasuh mata, fire blanket, safety shower, spill neutralizers, first-aid kits, alat pemadam api, dan ruang asam. 

 

Itulah penjelasan lengkap tentang fungsi jas laboratorium. Semoga informasi di atas dapat memberikan Anda informasi lengkap tentang jas laboratorium yang sangat penting ini. Jika Anda membutuhkan peralatan laboratorium terlengkap dengan teknologi terdepan, IBS siap menyediakan sebagai distributor sejak tahun 2012. Kunjungi IBS untuk mendapatkan informasi produk dan pemesanan lebih lengkap.

alat keselamatan kerja di laboratorium

14 Macam Alat Keselamatan Kerja di Laboratorium

Alat keselamatan kerja di laboratorium terdiri dari berbagai macam. Tentunya keberadaan alat-alat ini sangat penting karena mampu membantu proses penelitian dan pengujian secara lebih maksimal. Apa saja alat-alat keselamatan kerja yang tersedia di dalam laboratorium?

Pentingnya Memiliki Alat Keselamatan Kerja di Laboratorium

 

Sesuai peruntukannya, alat keselamatan kerja sangat penting untuk dimiliki di dalam setiap laboratorium. Keselamatan dari para peneliti dan pengamat yang bekerja menjadi lebih terjaga dengan baik. Total ada 15 macam dari alat keselamatan kerja untuk laboratorium. Berikut daftarnya.

1. Jas Laboratorium

Jas laboratorium berfungsi untuk melindungi badan dari percikan bahan kimia yang berbahaya. Ada jenis jas, yaitu jas sekali pakai dan jas berkali-kali pakai. Penggunaannya pun berbeda tempat. Jas lab sekali pakai digunakan untuk laboratorium biologi dan hewan. Sebaliknya, jas berkali-kali pakai digunakan di laboratorium kimia. 

2. Kacamata Keselamatan

Kacamata keselamatan dapat melindungi mata dari potensi bahaya zat kimia dan panas. Ada dua jenis kacamata keselamatan, yaitu clear safety glasses (melindungi mata dari debu serta percikan larutan kimia) dan clear safety goggles (melindungi mata dari percikan reaksi kimia berbahaya serta bahan kimia).

3. Sepatu Keselamatan

Sepatu keselamatan yang harus dipakai di dalam laboratorium memiliki kekuatan tahan api dan tekanan tertentu. Selain itu juga dapat melindungi kaki ketika ada bahan kimia yang tumpah.

4. Pelindung Muka

Pelindung muka melindungi muka dari api, panas, dan percikan material yang panas. Biasanya pelindung muka digunakan untuk mengambil alat yang dipanaskan di suhu tinggi.

Baca Juga : 10 Prosedur Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia

5. Masker Gas

Reaksi kimia dapat mengeluarkan gas berbahaya. Sudah pasti gas tersebut tidak boleh terhirup berbahaya bagi tubuh. Untuk itulah mengapa masker gas menjadi salah satu alat keselamatan dalam laboratorium.

6. Sarung Tangan

Sarung tangan dapat melindungi tangan dari percikan atau ceceran larutan kimia. Efek dari percikan itu bisa membuat kulit terasa gatal atau melepuh. Itulah mengapa perlu memakai sarung tangan di dalam laboratorium.

7. Pelindung Telinga

Pelindung telinga digunakan untuk melindungi indera pendengaran dari suara bising yang dapat dikeluarkan peralatan tertentu. 

8. Pembasuh Mata

Pembasuh mata merupakan alat untuk membasuh mata yang sudah terlanjur terkena cairan kimia. Anda dapat membasuh mata menggunakan air yang mengalir dari alat ini selama beberapa saat.

9. Fire Blanket

Fire blanket atau selimut api digunakan untuk memadamkan api yang dapat dihasilkan dari berbagai sumber. Salah satunya adalah cairan kimia yang tumpah.

10. Safety Shower

Jika badan terkena tumpahan cairan kimia dalam jumlah banyak, gunakan safety shower yang mampu membersihkan badan secara maksimal.

11. Spill Neutralizers

Larutan kimia dapat tumpah ke lantai dan harus segera dibersihkan. Untuk itu, gunakan spill neutralizers yang telah dilengkapi material asam dan basa. 

12. First-Aid Kits

Kotak untuk pertolongan pertama ini wajib tersedia untuk merespon kecelakaan ringan, seperti tergores benda tajam. Biasanya kotak ini memiliki perban, alkohol, gunting, hingga obat luka.

13. Alat Pemadam Api

Alat pemadam api digunakan untuk memadamkan api dalam skala ringan akibat kecelakaan kerja atau sumber lainnya. 

14. Ruang Asam

Ruang asam atau fume hood digunakan untuk mengambil larutan kimia dengan kandungan gas berbahaya, seperti asam sulfat, aseton, asam klorida, dan lainnya. Ruangan khusus ini dilengkapi dengan pengisap sehingga gas berbahaya yang keluar dari larutan kimia dapat diisap dan dinetralkannya.

Itulah informasi lengkap tentang alat keselamatan kerja di laboratorium. Semoga informasi ini bermanfaat dan jangan lupa untuk menghubungi IBS jika membutuhkan distribusi peralatan laboratorium terlengkap dengan teknologi terdepan.

simbol bahan kimia berbahaya

9 Simbol Bahan Kimia Berbahaya yang Wajib Diketahui

Saat ini kita mengetahui tentang Pengelolaan Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun (B3) yang diatur dalam PP No. 74 Tahun 2001. B3, atau yang biasa dikenal sebagai Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun ini adalah bahan kimia yang dikategorikan karena sifatnya yang dapat merusak atau bahkan membahayakan lingkungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.

Bahan-bahan kimia berbahaya itu tadi biasa kita temui pada pembuatan suatu produk kimia yang berada di pabrik atau laboratorium kimia. Dengan sifat bahan kimia yang sangat beracun dan berbahaya bagi keberlangsungan hidup di lingkungan, saat ini Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun dibagi menjadi ke dalam sembilan macam dengan sembilan buah simbol bahan kimia yang bisa kita pelajari.

Ada arti dari sembilan simbol bahan kimia berbahaya yang perlu diketahui lebih dalam. Khususnya bagi Anda yang bekerja dan beraktivitas sehari-hari di dalam industri dengan bahan kimia. Berikut informasi mengenai arti simbol bahan kimia yang ada saat ini.

Simbol Bahan Kimia Berbahaya

Bahan kimia berbahaya selalu memiliki simbol khusus. Simbol bahan kimia ini memang hanya dalam bentuk gambar tanpa tulisan. Namun dengan penjelasan yang diberikan di bawah ini, Anda dapat mengetahui masing-masing arti simbol bahan kimia tersebut.

1. Mudah Meledak (Explosive)

Simbol eksplosif menunjukkan bahan kimia yang mudah meledak. Gambar dari simbol bahan kimia yang mudah meledak ini berbentuk layaknya bom yang sedang meledak dan berbahaya bagi lingkungan. Selain itu, arti simbol ini adalah:

  • Bahan peledak yang tidak stabil.
  • Bahaya ledakan massal.
  • Bahaya proyeksi yang parah.
  • Bahaya kebakaran, ledakan atau proyeksi.
  • Semoga massa meledak dalam api.

2. Mudah Terbakar

Sesuai namanya, simbol bahan kimia ini memberikan informasi bahwa bahan kimia tersebut merupakan bahan kimia yang mudah terbakar dan dapat langsung bereaksi hanya dengan kontak singkat dari sumber pemicunya saja. Gambar dari simbol ini adalah nyala api. Selain itu, arti simbol ini adalah:

  • Bahan Aerosol yang sangat mudah terbakar.
  • Aerosol yang mudah terbakar.
  • Cairan dan uap yang sangat mudah terbakar.
  • Cairan dan uap yang mudah terbakar.
  • Gas yang sangat mudah terbakar.
  • Gas mudah terbakar.
  • Padatan yang mudah terbakar.

3. Gas di Bawah Tekanan

Simbol bahan kimia selanjutnya memiliki gambar simbol berupa tabung gas, simbol ini berarti bahwa ada gas yang disimpan di bawah tekanan yang juga berarti sebagai bahan kimia yang mudah terbakar. Simbol bahan kimia ini sering ditemukan di gas kontainer. Selain itu, arti simbol ini adalah:

  • Berisi gas di bawah tekanan sehingga bisa meledak ketika dipanaskan.
  • Mengandung gas berpendingin yang mampu menyebabkan luka bakar atau cedera kriogenik.

4. Oksidasi

Simbol oksidasi memiliki arti bahwa ada bahan kimia dan preparat yang mampu bereaksi secara eksotermis bersama bahan kimia lainnya. Simbol bahan kimia berbahaya ini sering ditemukan pada oksigen untuk keperluan medis dan pemutih. Memiliki gambar simbol berupa nyala api di atas lingkaran, arti lainnya adalah:

  • Mampu menyebabkan atau mengintensifkan api (pengoksidasi).
  • Mampu menyebabkan ledakan atau kebakaran (pengoksidasi kuat).

Baca Juga : Fungsi Rak Tabung Reaksi

5. Korosif

Simbol bahan kimia berbahaya selanjutnya adalah simbol bahan kimia yang bersifat korosif. Simbol korosif memiliki arti bahwa ada yang dapat merusak jaringan hidup ketika terjadi kontak. Simbol bahan kimia ini sering ditemukan pada cairan pembersih saluran, asam klorida, amonia, asam asetat, dan lainnya. Selain itu, arti lainnya dari simbol dengan gambar korosi dan kulit tangan ini adalah:

  • Mampu menyebabkan korosif pada logam.
  • Mampu menyebabkan luka bakar pada kulit yang parah serta kerusakan mata.

6. Bahaya Bagi Kesehatan

Simbol bahan kimia ini memiliki arti bahwa ada bahan kimia yang dapat merusak kesehatan. Dengan gambar berupa tanda seru, arti lainnya ada:

  • Mampu menyebabkan iritasi pernapasan.
  • Mampu menyebabkan kantuk atau pusing.
  • Mampu menyebabkan reaksi alergi pada kulit.
  • Mampu menyebabkan gangguan mata berat.
  • Mampu menyebabkan iritasi kulit.
  • Berbahaya jika tertelan.
  • Berbahaya ketika bersentuhan dengan kulit.
  • Berbahaya jika terhirup.
  • Merusak kesehatan lingkungan dan masyarakat dengan merusak ozon di atmosfer bagian atas.

7. Beracun

Simbol bahan kimia berbahaya lainnya adalah simbol bahan kimia beracun. Simbol bahan kimia beracun ini memberikan arti bahwa ada bahan kimia level rendah yang mampu menyebabkan masalah kesehatan. Simbol ini memiliki gambar tulang bersilang dan tengkorak. Selain itu, arti lainnya adalah:

  • Beracun jika tertelan.
  • Beracun jika kena kulit.
  • Beracun jika terhirup.
  • Fatal jika tertelan.
  • Fatal jika kena kulit.
  • Fatal bila terhirup.

8. Berbahaya bagi Lingkungan

Simbol bahan kimia ini memberikan arti bahwa ada bahan kimia yang dapat menimbulkan bahaya kimiawi secara langsung dan tidak langsung kepada satu atau lebih dari komponen lingkungan. Simbol bahan kimia ini sering ditemukan pada bensin, biosida, pestisida, terpentin, dan lainnya. Dengan gambar pohon dan ikan yang mati, arti lainnya adalah:

  • Beracun bagi kehidupan akuatik dengan efek jangka panjang.
  • Sangat beracun untuk kehidupan akuatik dengan efek jangka panjang.

9. Bahaya Kesehatan Serius

Simbol bahan kimia ini membawa peringatan bahwa ada bahan kimia yang mampu menyebabkan kerusakan serius sekaligus jangka panjang pada kesehatan. Simbol bahan kimia yang digambarkan dengan seseorang mengalami kerusakan ini memiliki arti:

  • Bisa berakibat fatal jika tertelan dan memasuki saluran udara.
  • Mampu menyebabkan kerusakan pada organ.
  • Mampu merusak kesuburan atau janin.
  • Dikhawatirkan merusak kesuburan atau janin.
  • Mampu menyebabkan kanker.
  • Dikhawatirkan dapat menyebabkan kanker.
  • Mampu menyebabkan cacat genetik.
  • Dikhawatirkan dapat menyebabkan cacat genetik.
  • Mampu menyebabkan gejala alergi atau asma atau kesulitan bernapas jika terhirup.

Semoga informasi mengenai simbol bahan kimia berbahaya di atas dapat bermanfaat. Jika membutuhkan peralatan laboratorium terlengkap dan tepercaya, hubungi IBS sekarang juga.

rotary evaporator

Rotary Evaporator: Pengertian, Fungsi dan Bagiannya

Rotary evaporator adalah salah satu peralatan laboratorium yang berfungsi untuk memisahkan pelarut (solvent) dari sebuah larutan. Namun tidak hanya berhenti di situ saja. Masih ada informasi lengkap mengenai peralatan laboratorium ini. Penasaran dengan seluruh informasinya? Temukan jawaban selengkapnya bersama IBS di bawah ini.

Pengertian Rotary Evaporator

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, rotary evaporator adalah alat laboratorium yang mampu memisahkan pelarut dari larutannya. Dari penjelasan sederhana ini, sudah terlihat bahwa peralatan terhitung cukup unik. 

Sebenarnya nama alat ini diambil dari dua kata yang berarti berputar/berotasi (rotary) dan proses evaporasi (evaporator). Evaporasi sendiri merupakan proses menguapnya pelarut dari cairan akibat proses pemanasan. Proses ini bisa dibuat dengan dua jenis, yaitu buatan dan alami. Tujuan dari evaporasi adalah memekatkan konsentrasi larutan sehingga bisa didapatkan cairan dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Dengan penjelasan ini, maka pengertian dari rotary evaporator adalah alat yang berguna untuk membantu proses evaporasi menjadi lebih maksimal.

Fungsi Rotary Evaporator

Fungsi rotary evaporator yang paling utama adalah memisahkan pelarut dari larutan untuk mendapatkan konsentrasi cairan yang lebih tinggi. Sebenarnya alat ini dapat bekerja lebih maksimal jika disertai dengan vakum. Kombinasi keduanya dapat mempersingkat waktu ekstraksi dan evaporasi. 

Perlu digarisbawahi bahwa pelarut yang dipisahkan dari larutan tidak selamanya berupa air. Bisa juga menjadi cairan lain, seperti aseton. Selain itu, titik didih masing-masing pelarut pun harus diketahui juga karena dapat memengaruhi aplikasi serta pengaturan suhu pada bagian bernama water bath.

Baca Juga: Kenali Berbagai Alat Alat Laboratorium Beserta Fungsinya

Alat rotary evaporator ini tidak hanya dapat digunakan untuk penelitian dalam industri yang jauh lebih besar dan serius. Rotary evaporator juga sering digunakan dalam bidang pendidikan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik. 

Bagian-bagian Rotary Evaporator

Total ada lima bagian dari rotary evaporator yang perlu untuk Anda ketahui masing-masing fungsinya. Berikut ulasannya.

1. Labu Alas Bulat

Labu alas bulat bisa jadi menjadi bagian rotary evaporator yang sangat jarang diketahui oleh masyarakat luas. Dari segi namanya pun unik. Tugas utama bagian ini adalah menampung larutan yang akan mendapatkan proses evaporasi. Bentuknya memiliki alas bulat karena akan direndam pada chamber water bath. Bagian mulutnya memiliki bentuk khusus agar bisa dipasangkan pada main unit dengan kemampuan kedap udara. Jika diperhatikan lebih seksama, bentuknya seperti bohlam lampu.

2. Chamber Water Bath

Chamber water bath adalah bagian untuk menampung air dan digunakan sebagai proses pemanasan labu alas bulat. Suhu bagian ini dapat diatur dengan angka maksimal 95 derajat Celcius.

3. Labu Pelampung

Labu pelampung merupakan wadah yang dapat digunakan untuk menampung uap pelarut dari hasil penguapan akibat proses pemanasan di dalam water chamber. Pemasangan labu pelampung sering menggunakan penjepit agar dapat dipasang-lepas juga. 

4. Kondensor

Kondensor adalah bagian dari rotary evaporator dengan material kaca. Bentuknya bisa spiral atau melingkar. Bagian ini terhubung ke pompa vakum agar bisa menurunkan suhu uap sehingga terjadi proses kondensasi dan mampu tertampung di labu pelampung.

5. Main Unit

Sesuai namanya, main unit adalah bagian utama dari rotary evaporator dengan berbagai macam frame penyangga, panel operasional, serta beberapa tuas lainnya. Beberapa jenis rotary evaporator memiliki panel operasional yang terhubung, tapi juga ada yang terpisah.

Sekarang Anda telah memahami pengertian, fungsi, dan bagian-bagian dari rotary evaporator. Semoga informasi ini bermanfaat dan jika membutuhkan peralatan laboratorium terlengkap dan berkualitas, hubungi IBS sekarang juga.